By Farah Wardani

29 September 2023 - 19:07

Tangkapan layar konferensi video empat peserta, dengan Farah Wardani di kiri atas, Scott Anthony di kanan atas, Dr. Tim Boon di kiri bawah, dan Zamrud Setyanegara di kiri bawah.

Meskipun terdapat banyak hubungan sejarah, museum dan penelitian budaya di Inggris dan Indonesia amat jarang terhubung. Dua rekan lama berupaya memperbaikinya, dimulai dengan serangkaian Seminar Penelitian dan Lab Kreatif.

Gagasan di balik ReConnect/ReCollect cukup sederhana: Memfasilitasi pertemuan dan pertukaran keahlian antara pekerja museum dan peneliti budaya dari Indonesia dan Inggris berdasarkan jaringan yang saya dan Scott kembangkan.

Kami berdua adalah rekan kerja lama sejak kami bekerja di Singapura. Kami memiliki minat yang sama terhadap dunia museum dan Sejarah Publik. Kami berbicara tentang betapa jarangnya museum di Inggris dan Indonesia terhubung, baik dalam hal koleksi, kuratorial, maupun penelitian, padahal semua bisa dilakukan secara online dengan platform digital saat ini.

Dari situlah ide ReConnect/ReCollect dimulai. Setelah berbagai diskusi, kami merancang program dalam dua fase: tiga sesi online rangkaian Seminar Penelitian pada tanggal 14, 20, dan 21 Maret 2023 dan The Creative Lab.

Rangkaian Seminar Penelitian ReConnect/ReCollect

Sesi 1 menghadirkan praktisi dan peneliti dari Indonesia: Sugi Lanus (Museum Pusaka Lontar Bali), Nusi Lisabilla (Museum Nasional Indonesia), dan Alexander Supartono (Napier University). Mereka berbagi metode dan praktik penelitian yang menginformasikan arah baru dalam praktik museum profesional di Indonesia. Sesi ini dimoderatori oleh Kathleen Walker-Weikle dari SMG.

Sesi 2 menghadirkan tiga pembicara dari Science Museum Group (SMG): Charlotte Connelly, Rupert Cole, dan Alice Naylor. Mereka berbicara tentang pendekatan terkini dalam penelitian dan strategi kuratorial mengenai sejarah ilmu pengetahuan dan artefak bersejarah. Saya menjadi moderator sesi ini.

Sesi 3 mengeksplorasi tren termutakhir dalam pengelolaan koleksi, interpretasi, dan audiens terhadap warisan budaya Asia Tenggara dan budaya material di Indonesia dan Inggris. Acara ini menampilkan Nick Barnard dari Victoria and Albert Museum, Alexandra Green dari British Museum, Sadiah Boonstra dari Museum dan Cagar Budaya Indonesia, serta Adrian Plau dan Yoshika Kobayashi dari Wellcome Trust Collection. Acara ini dimoderatori oleh Melinda Susanto dari Universitas Leiden.

Seluruh sesi diikuti oleh kurang lebih 50-70 peserta terdaftar dari Indonesia dan Inggris. Mereka mengangkat diskusi menarik mengenai topik-topik di atas, menyoroti isu-isu penting seperti pentingnya lebih banyak pertukaran penelitian antara museum Inggris dan Indonesia, restitusi, dan penciptaan akses publik terhadap koleksi budaya dan warisan antara kedua negara.

Lab Kreatif ReConnect/ReCollect

Lab Kreatif ReConnect/ReCollect mengeksplorasi narasi baru yang dimungkinkan oleh hadirnya koleksi digital, terutama potensinya untuk memunculkan hubungan tersembunyi antara berbagai objek, suara, dan tempat di museum di Indonesia dan Inggris.

Dipandu oleh Stefania Zardini Lacedelli (SMG), Simon Popple (University of Leeds), dan Fabiana Fazzi (Ca' Foscari University), sekelompok seniman Indonesia bereksperimen dengan YARN, platform cerita digital untuk kisah komunitas, dan izi.TRAVEL, aplikasi geolokasi yang mendukung pembuatan perjalanan audio. Seniman Indonesia yang berpartisipasi adalah Cut & Rescue, Blanco Blanc Atelier, Gesyada Siregar, Bob Edrian, Lintang Raditya, Syaura Qotrunadha, Rianti Gautama, M Tamrin, Aliansyah Caniago, dan Nurulfitri Wisetyaningsih.

Sesi Lab Kreatif menghadirkan dua kelompok kerja yang terdiri dari para seniman yang berpartisipasi berdasarkan tema penceritaan mereka: satu kelompok dengan gagasan tentang ‘ketiadaan’ (yaitu tiadanya representasi budaya Indonesia dalam koleksi global), dan satu kelompok dengan gagasan ‘persenjataan’.

Diskusi tersebut memunculkan banyak dialog kreatif antara fasilitator dan para seniman yang ikut serta, terutama tentang bagaimana seniman dapat menggunakan platform tersebut untuk berkarya dan mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan penelitian mengenai warisan budaya dan sejarah publik.

Tangkapan layar presentasi Farah Wardani dan Zamrud Setyanegara. Layar tersebut menampilkan enam artefak arkeologi kuno yang tercatat sebagai koleksi Museum Nasional Indonesia, dengan thumbnail wajah kedua presenter di sisi kanan.
Tangkapan layar presentasi Dr. Tim Boon. Layar memperlihatkan foto perpustakaan, foto wanita kulit putih, dan foto 2 layar komputer. Teks tersebut berbunyi “Tiga landasan penelitian kami: Pusat Penelitian Museum Sains, Pelatihan Magister dan Doktoral, dan Jurnal Elektronik”. Dr Tim Boon terlihat sebagai thumbnail di sisi kanan.
Tangkapan layar presentasi Stefania Zardini bertajuk “Museums of the Dolomites”. Layar memperlihatkan thumbnail 28 orang yang memegang kertas bertuliskan judul proyek. Stefania Zardini terlihat sebagai thumbnail di sisi kanan.
Tangkapan layar presentasi Simon Popple tentang YARN, dengan thumbnail beberapa cerita YARN di layar. Simon Popple terlihat sebagai thumbnail di sisi kanan.

Awal mula pertukaran keahlian jangka panjang

Rekaman acara Seri Seminar Penelitian dan Lab Kreatif dipublikasikan di platform streaming Indonesiana.TV dan kanal YouTube Budaya Saya.

Lab Kreatif dengan seniman-seniman terpilih dari Indonesia juga diunggah di YARN sebagai bagian dari The Congruence Engine SMG.

Kami yakin kolaborasi ini telah menghasilkan sumber informasi yang baik bagi semua orang yang peduli terhadap koleksi dan pengembangan museum di Indonesia, Inggris, dan sekitarnya. Kami berharap dapat terus mengembangkan diskusi dan kolaborasi yang telah dimulai dengan proyek ini di masa mendatang.