Annabel Teh Gallop, Kurator Utama di British Library untuk koleksi Southeast Asia mengajukan beberapa pertanyaan kepada penulis Indonesia, Clara Ng.

Ketika anda menulis, apakah anda menulis untuk kalangan pembaca tertentu?

Menulis, bagi saya, seperti berbicara dengan diri sendiri. Saya sering membayangkan banyak sisi di dalam diri saya. Saya melihat beberapa sisi di mana saya yang tidak tahu apa-apa, saya yang ingin tahu banyak hal, dan ada banyak juga sisi diri saya lainnya yang memiliki pemikiran luar biasa. Saya biasanya berdialog dengan mereka semua. Kepala saya akan sangat berisik dengan suara-suara tersebut. Saya selalu menulis bersama mereka. 

Menulis juga seolah memberi kejutan kepada diri saya, yang sebetulnya tidak pernah suka kejutan. Mata saya jadi terbuka tentang kenyataan yang berbeda dengan yang saya ketahui. Sebuah temuan luar biasa akan hal-hal yang belum pernah saya pikirkan. Satu sisi diri saya adalah 'si penulis', dan sisi diri saya lainnya adalah 'para pembaca'.

Apakah tema besar dari Penulis Indonesia saat ini?

Penulis Indonesia sangat beragam dan menulis dalam tema yang beraneka ragam. Banyak yang menulis kisah asmara, sebagian menulis tentang isu sosial dan politik, dan banyak juga yang menulis novel agamis (novel islami). Setiap buku memiliki pembacanya masing-masing. Walaupun temanya beraneka ragam, tetapi mereka tidak selalu setara secara taraf dan nilai. Kisah asmara dapat sangat banyak digemari pembaca, sedangkan buku-buku lain yang membahas isu-isu seperti keluarga, masyarakat, politik, gender, dan lainnya sering kali tidak mendapat cukup perhatian. 

Indonesia masih kesulitan untuk mendongkrak kecakapan baca tulis masyarakat. Baik atau buruk, saya berharap di kemudian hari, semua tema yang dieksplor oleh penulis Indonesia bisa mendapat perhatian yang setara, sehingga kita bisa temukan tema utama yang paling sering di-otak-atik.

 

©

Dok. oleh National Organising Committee of London Book Fair Market Focus

Apa buku favorit anda, dan mengapa? Menurut anda apakah Novel Indonesia terbaik yang belum diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris?

Saya punya banyak sekali buku yang mengubah hidup saya. Jawabannya akan sangat panjang jika saya tulis di sini. Tapi ada beberapa buku yang saya baca tahun lalu dan saya sangat menyukainya: Homo Deus: A Brief History of Tomorrow (Yuval Noah Harari), A Courage to Be Disliked (Ichiro Kishimi & Fumitake Koga), dan Thinking Fast And Slow (Daniel Kahneman). Semuanya dari kategori Non-fiksi. Di beberapa tahun belakangan, saya lebih sering membaca buku non-fiksi dibandingkan dengan fiksi. Buku non-fiksi memberi saya sudut pandang baru berdasarkan studi yang relevan dan hasil riset terkini, dalam mengatasi banyak isu kontemporer pada abad 21 ini. 

Saya tidak tahu buku Indonesia apa saja yang belum diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Saya rasa, Tarian Bumi oleh Oka Rusmini, Kitab Omong Kosong oleh Seno Gumira Ajidarma, dan Orang-orang Bloomington oleh Budi Darma sangat bagus untuk diterjemahkan ke Bahasa Inggris, tetapi saya juga tidak tahu apakah sudah diterjemahkan atau belum.

Ada sebuah elemen supernatural yang diceritakan dengan sangat baik di kisah-kisah anda. Apakah anda memperoleh inspirasi dari cerita rakyat Indonesia ataukah dari dunia penuh keajaiban yang ditulis oleh penulis kontemporer?

Saya menyukai cerita rakyat, legenda, mitos, dan juga kisah tradisional tentang kesatria pemberani, pendekar dan putri. Setiap objek yang saya lihat di masa kecil selalu memiliki cerita. Ibu sering menceritakan kisah luar biasa ketika saya masih kecil. Ia dapat membuat cerita dari apapun yang ia lihat kepada saya, memenuhi imajinasi saya dengan hal-hal yang tidak bisa diketahui dengan pasti, seperti, hutan pinus di pegunungan yang kami lewati pada perjalanan menuju rumah nenek atau rumah kosong milik petani yang diselimuti bayangan gelap atau kelinci kembar yang Ibu beli di pasar (yang kemudian saya namakan Kisi dan Kissi). Sampai sekarang, saya terus melanjutkan kebiasaan Ibu saya ini, dengan bercerita sesering mungkin kepada anak-anak saya. Sambil menulis, saya menggabungkan semua hal yang saya tahu, baca, dan dengar, untuk kemudian menuangkannya ke dalam bermacam-macam cerita.  

Anda juga menulis karakter perempuan yang kuat. Apakah ada sumber inspirasi tertentu?

Saya banyak menemukannya dari kalangan teman-teman wanita saya. Saya suka membaca novel dengan karakter wanita kuat. Selain itu, saya banyak terinspirasi oleh wanita-wanita gigih yang bekerja untuk kemajuan masyarakat, lingkungan, dan dunia. Dari kombinasi figur wanita-wanita ini, lahirlah sebuah figur baru di kepala saya. Hingga akhirnya menjadi figur wanita dalam cerita saya.