Kami mendiskusikan bentuk, identitas Indonesia, dan bagaimana rasanya memiliki anggota keluarga lainnya yang berkecimpung di bidang sastra.
Ceritakan kepada kami tentang karya anda
Saya sebenarnya sudah menulis dari kecil. Saya sudah menulis cukup lama, cerita pendek saya diterbitkan di majalah anak-anak ketika saya berumur 12 tahun. Awalnya saya banyak menulis fiksi, lalu kemudian setelah kuliah, saya belajar di Kanada untuk menjadi jurnalis. Novel pertama saya yang berjudul 'Pulang', sudah diterjemahkan ke dalam 5 bahasa termasuk Bahasa Inggris. Judul berbahasa Inggrisnya adalah 'Home'.
Novel terbaru saya, yang diterbitkan akhir tahun lalu, berjudul 'Laut'. John McGlynn--yang merupakan penerjemah buku tersebut--menerjemahkan judulnya menjadi 'The Sea Speaks His Name' (Laut Melafalkan Namanya). 'Laut' selain dapat dilihat sebagai arti harfiahnya, juga merupakan nama karakter di buku ini. Ini adalah sebuah cerita tentang penculikan seorang aktivis di tahun 1998, beberapa bulan sebelum pengunduran diri presiden Soeharto, sebelum reformasi: 22 mahasiswa diculik, dan hanya 9 orang yang dibebaskan.
Bagaimana perasaan anda ketika terpilih untuk London Book Fair?
Saya sangat senang, dan merasa sangat terhormat. Saya belum pernah datang ke LBF sebelumnya. Saya rasa sangat penting bagi Indonesia untuk berangkat dan menampilkan sastra Indonesia (di LBF) karena kita belum cukup terkenal di kancah Internasional.
Putri anda, Rain, juga seorang penulis. Bagaimana awal perjalanannya untuk menulis?
Dari awal memang tidak terencana, hanya saja saya dan ayahnya, sama-sama menggemari buku. Ia (Rain) juga pecinta buku, dan suka menulis - tanpa paksaan dari kami. Guru Bahasa Inggrisnya menghubungi kami, lalu saya pikir, "ada apa ya?", kemudian ia bilang, "putri anda sangat berbakat, lihatlah tulisan ini, tersampaikan dengan sangat baik." (Pada saat itu) saya tidak terlalu membacanya, hanya merasa lega karena anak saya tidak dalam masalah. Kemudian guru tersebut menyarankan agar kami kirim tulisan ini ke Jakarta Post, yang kemudian menjadi debut tulisannya. Ia menulis dalam Bahasa Inggris, jadi anda dapat membacanya!
Boleh berikan beberapa rekomendasi buku dari Indonesia?
Untuk tahu tentang Indonesia, penting bagi anda untuk membaca karya klasik Pramoedya Ananta Toer yang berjudul 'Buru Quartet'. Ada sejarah panjang dibalik penulis dan bukunya. Buku ini ditulisnya ketika di dalam penjara, di sebuah pulau bernama Pulau Buru, yang pada saat itu merupakan penjara bagi orang-orang yang tertuduh sebagai komunis. Ia merasa perlu menulisnya--hingga kemudian ada yang membantu untuk menyelundupkannya keluar dari penjara, sebuah proses menarik yang perlu dilalui. Bukunya pun tertulis dengan sangat baik.
Tapi, apabila anda ingin bacaan yang lebih modern, dapat melihat tulisan dari 12 kolega saya yang terpilih untuk London Book Fair. Wajib baca juga karya dari Eka Kurniawan. Dari Eka, Pramoedya Ananta Toer, hingga 12 penulis untuk LBF, ternyata cukup banyak yang perlu dibaca!