Norman Erikson Pasaribu bercerita kepada kami tentang penulis favoritnya, bagaimana hal-hal alamiah hadir di tulisannya, dan hubungannya dengan penerjemahnya.
Boleh cerita sedikit tentang anda?
Saya menulis puisi, fiksi, dan non-fiksi yang sebagian besar memuat kehidupan komunitas queer di Indonesia dan bagaimana kami berinteraksi di masyarakat.
Buku kumpulan puisi saya, 'Sergius Seeks Bacchus' telah diterjemahkan oleh Tiffany Tsao dan akan dibawa ke Inggris oleh Tilted Axis Press.
Anda terpilih sebagai bagian dari 12 Penulis Indonesia untuk London Book Fair Market Focus, bagaimana perasaan anda?
Saya sangat tidak sabar untuk bertemu dengan anggota Tilted Axis lainnya dan para perancang buku.
Saya tertarik untuk melihat bagaimana sastra Indonesia dapat terhubung dengan pembaca Inggris yang berlatar belakang berbeda. Bagaimana interaksi ini dapat menghidupkan percakapan dengan yang berbeda budaya. Ini tentang bagaimana kita kemudian saling terhubung dan apa yang dihasilkan dari koneksi tersebut.
Apa buku terbaik yang pernah anda baca dan apa alasannya?
Wah pertanyaan sulit! Mungkin 'Incarnadine' karya Mary Szybist. Di buku tersebut, Mary memutarbalikan kisah-kisah dari Injil ; akan dinilai agamis bagi yang tidak beragama namun akan dinilai tidak agamis bagi yang beragama, ini adalah salah satu buku favorit saya!
Boleh sebutkan siapa saja dua penulis terfavorit anda?
Intan Paramaditha yang juga akan sama-sama berangkat ke Inggis nanti! Ia menulis sebuah buku berjudul 'Black Magic Woman' dan yang menarik adalah buku ini memutarbalikkan asumsi dan stereotipe tentang wanita Indonesia.
Penulis berikutnya adalah Gratiagusti Chananya Rompas. Karyanya, 'Familiar Messes and Other Essays' , berbicara tentang bagaimana kesehatan mental mempengaruhi kehidupannya di Indonesia dan bagaimana Ia beradaptasi di Jakarta bersama dengan yang lainnya.
Ceritakanlah kepada kami tentang hubungan anda dengan penulis dan penerjemah, Tiffany Tsao
Ini hal menarik antara saya dan Tiffany, ia menerjemahkan buku saya dari Indonesia ke Bahasa Inggris. Nanti saya akan menerjemahkan buku karya Tiffany yang berjudul 'Under Your Wings' - yang merupakan sebuah novel brilian - ke Bahasa Indonesia. Ada hubungan yang istimewa di antara kami, saya menerjemahkan Tiffany dan Tiffany menerjemahkan saya. Under Your Wings berkisah tentang sebuah keluarga Tionghoa. Kisahnya dimulai dengan peristiwa pembunuhan...
Anda berbicara tentang sifat alamiah di dalam buku anda. Bisa ceritakan lebih dalam tentang ini?
Kadang di Indonesia ketika orang tahu anda Gay sebagian orang bilang ini adalah hal yang tidak alami, tidak-Indonesia, bahkan dianggap kebarat-baratan. Pada zaman pra-kolonial, sebenarnya Indonesia sangat bersahabat dengan queer dibandingkan dengan zaman pasca-kolonial. Salah satu contohnya adalah kepercayaan di Makassar tentang keberadaan lima gender. Saya rasa, queer agak terpisahkan dari hal-hal alamiah; sehingga ini menjadi seperti saya mengembalikan pemahaman alamiah. Ada sebuah asumsi bahwa seorang pria akan menumbangkan pohon, memanjatnya dan memetik buahnya - cukup terdengar eksploitatif. Saya ingin memutarbalikan pandangan ini dengan membuat pria tersebut memeluk pohon itu. Pohon ini tidak ber-gender.