By Zoo Co

10 September 2021 - 14:34

Care Krisis memberikan kesempatan bagi dua kelompok teater untuk mencoba sebuah format pertunjukan digital baru, dengan penampil dari Sakatoya (ID) melakukan pertunjukan langsung bersama dengan proyeksi pertunjukan oleh Zoo Co (UK) 

Kedua kelompok ini mengeksplorasi dampak ekologis dari populasi yang menua, dan dilema yang dihadapi masyarakat tentang memiliki anak, mempertimbangkan kekhawatiran tentang memelihara lingkungan vs. meningkatnya kebutuhan perawatan sosial untuk lansia. 

Video di atas adalah rekaman dari pertunjukan daring dan diskusi proyek Care Krisis. Saat ini tersedia untuk ditonton di Youtube Channel "Care Krisis" yang dapat diakses melalui link ini: https://bit.ly/YT_CareKrisis

-----------

Proyek dan kerja sama kami dengan Sakatoya berjalan sangat baik dan menjadi kesempatan belajar yang begitu besar bagi Zoo Co. Kami mencapai tujuan utama untuk menjajaki cara-cara baru bekerja dengan kelompok asal luar negeri dalam sebuah hibrida penampilan langsung dan digital. Kedua kelompok mampu bersinergi dan saling belajar selama proses kerja sama ini berlangsung. Hal ini mampu terjadi karena kami selalu saling berbagi dan merespons terhadap karya digital satu sama lain. Di samping dengan Sakatoya, kami juga bekerja sama dengan banyak seniman tuli maupun seniman yang mampu mendengar, yang tentunya kehidupan masing-masing-masing memiliki pengalaman hidup yang kaya. Pandemi ini sungguh menjadi tantangan bagi industri teater, terutama seniman wiraswasta; maka dari itu, kami bersyukur atas kesempatan ini yang memungkinkan kami untuk menyediakan pekerjaan berbayar di masa yang sulit ini. Merupakan pengalaman baru bagi kami untuk menggeluti berbagai disiplin ilmu dengan praktisi dari latar belakang, keahlian, negara, dan zona waktu yang berbeda.

Untuk mengatasi tantangan logistik selama berkolaborasi dalam sebuah proyek dengan kelompok dari negara lain, Zoo Co dan Sakatoya memilih model video dan penampilan campuran. Setiap kelompok menampilkan cerita yang mencerminkan budayanya sendiri dan kemudian menanggapi tema karya kelompok lainnya; kebetulan tema karya kelompok kami adalah populasi yang menua dan planet yang memanas. 

Masing-masing kelompok lalu membuat latar belakang film yang dikirimkan ke satu sama lain dan ditampilkan secara langsung. Sakatoya membuat cerita tentang seorang perempuan di panti jompo yang membuat hidangan tradisional dengan perawatnya.

Kami sungguh beruntung karena kedatangan Laura Kressly, kritikus teater ternama, yang hadir selama tiga hari dalam proses kreatif kami. Laura mengamati dan menjelaskan tentang tiga kelompok kerja yang berkreasi secara bersamaan di dalam ruangan: 
1) Tim desain produksi yang mengerjakan proyeksi video, videografi, dan desain suara; 
2) Para 'pembina' yang membuat film pendek untuk dikirim ke Sakatoya; dan
3) Para penampil dan juru bahasa isyarat Inggris yang menanggapi konten besutan Sakatoya.

Bekerja dengan cara split-focus seperti ini adalah hal baru bagi kami, meskipun terbukti sangat efektif dalam menghasilkan pekerjaan berkualitas dalam waktu yang singkat. Dalam laporannya tentang proses kami, Laura mencatat bahwa secara paralel kedua kelompok kami membongkar hierarki yang ada dan membuka kesempatan bagi setiap seniman untuk mengambil peran kepemimpinan secara bertahap. 

Tak butuh waktu lama hingga muncul rasa saling memiliki dalam kurun waktu seminggu; hal ini juga yang memengaruhi keseluruhan proses dan produk akhir kami. Kegiatan selama seminggu tersebut sebagian besar merupakan buah pikiran Direktur Artistik Zoo Co Florence O'Mahony, yang mengerahkan segenap kemampuannya untuk memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari jenis kelamin, pengalaman, usia, atau latar belakang, turut serta dalam karya yang sedang dibuat.

 

Gambar tangkapan layar dari pertunjukan oleh Zoo Co ketika berlangsungnya digital showcase untuk Care Krisis pada bulan Mei 2021. Empat orang aktor berdiri di panggung memakai pakaian serba putih, di mana semua permukaan furnitur di panggung pun dilapisi kain putih. Di belakang mereka terdapat gambar yang diproyeksikan ke dinding berisi beberapa piring makanan.
Deskripsi gambar: Gambar tangkapan layar dari pertunjukan oleh Zoo Co ketika berlangsungnya digital showcase untuk Care Krisis pada bulan Mei 2021. Empat orang aktor berdiri di panggung memakai pakaian serba putih, di mana semua permukaan furnitur di panggung pun dilapisi kain putih. Di belakang mereka terdapat gambar yang diproyeksikan ke dinding berisi beberapa piring makanan.  ©

Dokumentasi oleh Zoo co dan Komunitas Sakatoya

Kolaborator proyek Care Krisis dari Indonesia dan dari Inggris difoto pada saat sedang berdiskusi melalui platform konferensi daring.
Deskripsi gambar: Kolaborator proyek Care Krisis dari Indonesia dan dari Inggris difoto pada saat sedang berdiskusi melalui platform konferensi daring.  ©

Dokumentasi oleh Zoo Co dan Komunitas Sakatoya

Dua orang aktor dari Komunitas Sakatoya bermain peran di depan layar hijau selama syuting film berlangsung.
Deskripsi gambar: Dua orang aktor dari Komunitas Sakatoya bermain peran di depan layar hijau selama syuting film berlangsung.  ©

Documentation by Komunitas Sakatoya

Proses pemakaian makeup untuk aktor dari Komunitas Sakatoya, pada saat persiapan syuting film.
Deskripsi gambar: Proses pemakaian makeup untuk aktor dari Komunitas Sakatoya, pada saat persiapan syuting film. ©

Documentation by Komunitas Sakatoya

Proyek ini juga mencakup lokakarya tentang penggunaan Visual Vernacular (VV), yang dipimpin oleh aktor tuli dan seniman VV Brian Duffy. Ini adalah bagian dari pertukaran keterampilan yang ingin dicapai oleh kedua kelompok kami: Zoo Co berbagi soal pekerjaannya seputar aksesibilitas, sementara Sakatoya berbagi tentang teater digital dan keterampilan pedalangan mereka. Aspek berbagi keterampilan dalam proyek ini menjadi puncak dari latihan dan pengembangan keterampilan kami yang berlangsung dalam kurun waktu seminggu. Sakatoya juga menyiarkan langsung lokakarya ini menggunakan teknologi tinggi dan kreatif. Video pemimpin lokakarya Duffy, yang dikelilingi oleh para pemain Sakatoya dan penerjemah Bahasa Isyarat Inggris (BSL), juga ditampilkan dengan latar belakang warna-warni. Ukuran video ini bahkan bisa berubah tergantung pada siapa yang menjadi fokus pada titik tertentu sambil tetap menjaga agar penerjemah tetap terlihat oleh Duffy dan penonton lain yang membutuhkan BSL. Sakatoya sangat antusias dalam mempelajari VV dan mampu memahami bahasa visual ini dengan sangat cepat, hingga kemudian mampu mengintegrasikan VV secara kreatif ke dalam karya terakhir mereka.

Selama seminggu, Rupal Chandi, seorang tutor dan konsultan BSL resmi, serta Nadia Nadarajah, seorang aktris tuli terkemuka yang menerjemahkan naskah Sakatoya ke dalam BSL, ikut serta dalam sesi sharing kami. 

Bahasa adalah bagian besar dari kemitraan internasional ini. Zoo Co memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki dalam komunikasi non-verbal di dalam dan di luar panggung, sementara Sakatoya memimpin lokakarya dalang non-verbal untuk tim Zoo Co dengan membaurkan cara bermain kami dengan bahasa ke dalam karya terakhir kami. Bekerja lintas bahasa selama proses latihan adalah tantangan yang menarik sekaligus memperkaya cara kami menggunakan komunikasi non-verbal.

Tim Zoo Co belajar banyak tentang budaya dan bahasa Indonesia, termasuk pembuatan ketupat, hidangan tradisional, dan kekayaan sejarah Indonesia. Sementara itu, Sakatoya berkesempatan untuk mengenal budaya tuli di Inggris secara mendalam lewat kerja sama dengan para pemain dan fasilitator BSL lewat medium digital.

Ke depannya, Zoo Co akan terus menggunakan pembelajaran yang kami dapatkan dalam bentuk teater digital ke dalam karya kami serta memasukkan elemen teater hibridisasi ke dalam praktik kami. Kami menantikan kerja sama lebih lanjut dengan Sakatoya di masa depan dan ingin menciptakan lebih banyak karya dengan tim Sakatoya yang luar biasa, baik secara jarak jauh maupun secara langsung. Idealnya, latihan dan pengembangan ini akan mengarah pada munculnya kolaborasi internasional hibrida yang ditampilkan secara langsung dan menelaah lebih jauh tentang bagaimana populasi yang menua sangat dipengaruhi oleh krisis iklim yang sedang terjadi. Kami akan sangat senang untuk mengunjungi Sakatoya di Indonesia atau menjadi tuan rumah mereka di Croydon untuk menciptakan teater digital yang dapat diakses sekaligus inklusif, baik di Inggris maupun di Asia Tenggara.