Kami berbincang kepada seniman performans Emma Frankland dan Jo Hellier mengenai pengalaman mereka bekerja sama dengan 69 Performance Club di Jakarta, sebelum tampil dalam rangka UK/ID Festival 2017 pekan ini.
Tentang Jakarta
Sebagai sebuah kota, Jakarta benar-benar total. Menyerang seluruh panca indera secara sekaligus. Saya sudah menyambangi banyak kota besar di dunia tapi belum pernah sebesar ini, segerah ini, sebising ini, dan sekeras ini. Saya terus menunggu kota ini untuk berhenti, semacam momen istirahat, tapi ternyata tidak pernah ada, tak peduli jam berapa atau hari apa! Namun itulah yang membuat kota ini luar biasa, penuh kehidupan. –Emma
Saya melihat Jakarta sebagai kota yang sangat semrawut dan menyenangkan dan menarik. Segalanya terasa berbeda di sini. Semua sistem bekerja dengan berbeda, dan laju kehidupannya pun sangat berbeda. Jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk bisa melihat cara orang hidup di sini, dan menemukan cara berkeliling kota. Saya mengalami gegar budaya ketika pertama kali sampai di Jakarta, tapi kini saya sudah mulai terbiasa. –Jo
Tentang bekerja sama dengan orang-orang kreatif di Indonesia
Saya pikir merupakan hal yang sangat penting untuk bekerja sama dengan orang-orang dari budaya berbeda. Anda memiliki banyak hal untuk dipelajari tiap kali bekerja dengan orang dari budaya yang berbeda, tempat yang berbeda, dan juga pengalaman yang berbeda. Saya pikir Indonesia dan Jakarta menjadi sangat menarik bagi saya karena saya belum pernah ke belahan dunia yang ini sebelumnya, jadi saya memakai kesempatan ini untuk mengambil pengaruh-pengaruh baru.
Saya juga tertarik dengan sejarah kolektivisme di Jakarta dan Indonesia, karena terlihat bahwa di sini ada budaya kolektif yang kuat; di Inggris Raya pun ada, namun sepertinya tidak setua dan semapan di sini. Kami sedang bekerja sama dengan sebuah kolektif seni yang sudah ada cukup lama, jadi merupakan hal menarik untuk bisa melihat bagaimana cara mereka bekerja dan bagaimana kolektivisme sudah menjadi budaya di sini. –Jo
Penting untuk memperluas cakupan orang yang berkolaborasi dengan kami. Saya tidak pernah ke Asia sebelumnya, tidak pernah ke Indonesia. Kolaborasi ini dilakukan dengan orang-orang yang hidup dengan cara berbeda dibanding saya, jadi saya pikir ini memperkaya diri. Ada budaya performans yang berbeda di sini, dan tentunya bahasa yang berbeda. Jadi ini merupakan pengalaman yang seru. –Emma