Kabar baik untuk para penikmat film! Dalam rangka mendukung dan mempopulerkan persamaan (hak), keberagaman dan inklusi, British Council Film dengan bangga kembali mendukung Q! Film Festival. Festival ini didirikan pada 2002 oleh para jurnalis independen dan pecinta film. Menayangkan film-film bertema queer, gender, hak asasi manusia dan HIV/AIDS, Q! menjadi satu-satunya festival di Indonesia yang menawarkan isu-isu di ranah tersebut. Selain pemutaran film, serangkaian aktivitas juga akan digelar di festival ini. Mulai dari pameran, bedah dan atau bincang buku, pertunjukan musik, sampai diskusi bersama pembuat film. Dengan dukungan dari lembaga-lembaga lokal dan lembaga asing serta beberapa kedutaan, Q! Film Festival menampilkan film-film dari seluruh penjuru dunia.
Tahun ini, empat film dari Inggris akan diputar:
LILTING
Lilting adalah sebuah film menyentuh dan intim, menceritakan mengenai pencarian hal-hal yang membuat manusia bersatu. Dengan latar belakang London kontemporer, seorang ibu keturunan Kamboja-Cina berduka atas kematian mendadak anak laki-lakinya, ketika dunianya secara mendadak terganggu oleh kehadiran orang asing. Dengan adanya keterbatasan bahasa, mereka berjuang untuk saling berhubungan satu sama lain. Secara bertahap, dengan bantuan seorang penerjemah, mereka mengumpulkan kepingan memori orang yang mereka berdua sangat cintai – dan menemukan pelipur lara dalam kesedihan mereka.
Waktu: Minggu, 12 September, 18:00 WIB
Tempat: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Jl. Proklamasi No. 27, Jakarta Pusat 10320
- - -
Waktu: Sabtu, 19 September, 19:30 WIB
Tempat: Arus Pelangi, Jl. Tebet Dalam IV No.3. Jakarta 12810
OUR GAY WEDDING: THE MUSICAL
Pada 29 Maret 2014 pernikahan sesama jenis disahkan secara hukum di Inggris dan Wales. Film ini akan mengajak Anda menjadi saksi salah satu pernikahan gay yang dirayakan secara luar biasa – karena dibawakan secara musikal!
Kedua mempelai, Benjamin Till dan Nathan Taylor telah menulis dan mempersiapkan seluruh pernikahan mereka menjadi layaknya pertunjukan musikal. Seremoni yang luar biasa ini tidak hanya merayakan ikatan Benjamin dan Nathan, tetapi juga menjadi saksi dari langkah besar bagi hak-hak gay, dengan bagian-bagian yang ditangani secara pribadi dalam perayaan tersebut – terjalin dan tersampaikan lewat lagu-lagu yang mencerminkan perjalanan sejarah perjuangan kaum gay ke titik tersebut. Film ini juga menjadi semacam persembahan untuk pasangan gay dan lesbian lainnya di seluruh negeri yang akhirnya bisa menikah sekaligus pengingat akan perjuangan yang dihadapi oleh orang-orang di negara-negara di mana homoseksualitas masih dipandang sebagai kejahatan.
Waktu: Sabtu, 19 September, 14:30 WIB
Tempat: Institut Français d'Indonésie (IFI), Jl. M.H. Thamrin No.20, Jakarta Pusat, 10350
SOFT LAD
Film ini bercerita tentang seorang pemuda yang terlibat dalam hubungan asmara yang akan mengubah hidupnya selamanya, di saat kekasihnya bergulat dengan kekuatan jahat dalam dirinya dalam sebuah perjalanan yang akan memaksa dia untuk berdamai dengan seksualitasnya dan meninggalkan kehidupan yang tampak seperti sudah runtuh. Cinta, nafsu, seksualitas dan pengkhianatan semua memainkan seni penting dalam film bertema penemuan jati diri ini.
Bersetting di Liverpool, Soft Lad adalah debut sutradara Leon Lopez, sebuah kontemplasi akan gairah, kecemburuan dan konsekuensinya.
Waktu: Rabu, 16 September, 19:00 WIB
Tempat: Institut Français d'Indonésie (IFI), Jl. M.H. Thamrin No. 20, Jakarta Pusat, 10350
- - -
Waktu: Jumat, 18 September, 18:00 WIB
Tempat: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Jl. Proklamasi No. 27, Jakarta Pusat 10320
STEPHEN FRY: OUT THERE
Sebuah seri dokumenter dua bagian tentang eksplorasi dari narasumber pertama tentang bagaimana kehidupan pria dan wanita dalam komunitas-komunitas yang berbeda di seluruh dunia telah dipengaruhi oleh seksualitas mereka.
Merenungkan pengalamannya sendiri sebagai seorang pria gay dalam dunia hiburan yang menjadi sorotan publik, Stephen Fry mendedikasikan waktunya untuk menemukan apa yang terletak di bawah prasangka masyarakat dan mengapa beberapa orang merasa sangat terancam oleh homoseksualitas. Fray menelusuri Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Asia dan Rusia, untuk bertemu orang yang bekerja keras demi meningkatkan hak-hak masyarakat LGBT, namun di saat yang bersamaan juga menghadapi orang-orang yang sangat menentang hak-hak gay. Film ini membawa Anda pada perjalanan pribadi Fray untuk mengerti akan pemikiran dan hal-hal yang menarik dirinya dan sentimen yang harus dia hadapi – sekaligus menguraikan dan menggarisbawahi pertanyaan seputar HAM dari sudut pandang objektif.
Waktu: Sabtu, 19 September, 12:00 WIB
Tempat: Goethe-Institut, Jl. Sam Ratulangi No. 9-15, Jakarta Pusat 10350
Semua pemutaran film tidak dipungut biaya dengan jumlah kursi terbatas dan Anda harus berusia 18 tahun ke atas untuk bisa menyaksikannya, jadi pastikan untuk membawa kartu identitas resmi Anda.