IFF2014_gen1

Diskusi Panel di Indonesia Fashion Forward generasi-3. © British Council Indonesia.

Di tangan Rosalyn Citta, pinggiran yang terpilin, bentuk-bentuk unik, ketidaksempurnaan material pedesaan dengan tampilan alami berpadu bersama untuk menciptakan perhiasan yang memukau.

Terinspirasi oleh filosofi Wabi-Sabi, gaya khas yang dia tawarkan menunjukkan bahwa kecantikan juga bisa berada dalam ketidaksempurnaan, dan melalui karya-karyanya dia menangkap perhatian di auditorium Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dari 19 – 21 Mei. Tapi, dia bukan satu-satunya perancang berbakat di sana – bersama dengan sembilan perancang lainnya, dia menjadi salah satu peserta generasi ke-tiga program Indonesia Fashion Forward (IFF). 

Pada 21 Mei 2014, Jakarta Fashion Week, minggu fesyen utama di Indonesia, memperkenalkan para perancang yang mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan program IFF tahun ini. Mengikuti sukses dua generasi sebelumnya, para perancang ini dibimbing agar siap menembus pasar internasional dan memperkenalkan produk-produk Indonesia ke panggung dunia.

Sejak 2009, Program British Council Fashion di Indonesia terus berkembang dan melebarkan sayap sepanjang tahun, merengkuh kolaborasi kreatif lewat sudut pandang komunitas sosial, pengembangan kemampuan bisnis, pameran, pemutaran film fesyen dan fashion blogging

Program IFF sendiri adalah hasil kerjasama antara British Council Indonesia dengan Jakarta Fashion Week dan Kemenparekraf. Para ahli dari Center for Fashion Enterprise (CFE) menyediakan pelatihan dan membimbing para perancang secara intensif sepanjang tahun. CFE adalah inkubator bisnis fesyen terdepan berbasis di London yang mendukung pengembangan label-label baru dan para perancang untuk memastikan keberlangsungan dan kesuksesan merek di UK dan pasar internasional.

Sepuluh perancang generasi ke-tiga IFF adalah Patrick Owen, Sapto Djojokartiko, Jii  by Gloria Agatha, Restu Anggraini, Tertia by Capital T, FBudi, Monstore, Rosalyn Citta, Billy Tjong,  Andhita Siswandi, Hauri Collezione by Norma Moi dan Peggy Hartanto.

Pada awal tahun ini, mereka telah mengikuti program market entry yang membuka wawasan tentang strategi pengembangan infrastruktur bisnis sekaligus mempertajam kreativitas. Di bulan Mei, mereka berpartisipasi di program Pioneer yang bertujuan untuk mengidentifikasi problem dan solusi yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis mereka.

Lebih lanjut, mereka juga akan mengikuti sesi one-on-one mentoring dan workshop tentang branding, range planning, analisis penjualan, studio space, strategic partnership serta strategi menembus pasar internasional. Selain itu, para desainer juga akan memiliki kesempatan besar menampilkan karyanya di department store atau trade show terkemuka di luar negeri. 

 

Tautan luar