Dunia digital dapat membantu memberdayakan komunitas difabel bila dibuat menjadi lebih inklusif. Mariani Mustafa membuktikan hal ini dengan usahanya, Roti Maryam Nini. Berawal dari keresahan hati karena finansial keluarga yang sangat kurang, Mariani kemudian terpikir untuk membuat usaha roti ini agar bisa membantu mencukupi keuangan sehari-hari keluarga.
“Awal mula resep Roti Maryam itu saya mencari di Google dan YouTube. Tapi tak semudah itu, berulang kali saya bereksperimen untuk mendapatkan rasa dan kualitas yang pas agar layak dijual dan dinikmati semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua,” tutur Mariani.
Lalu, Mariani mengikuti program Skills for Inclusive Digital Participation (SIDP) dengan British Council sebagai salah satu peserta tuna rungu. Program yang didanai oleh Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO) ini berhasil membantu Mariani mengembangkan usahanya melalui berbagai cara.
Sebelum mengikuti SIDP, Mariani kurang paham cara mengoptimalkan aplikasi digital untuk usahanya. Walaupun dia mengetahui cara menggunakan handphone, Mariani tidak mengetahui cara menggunakan laptop.
Awalnya, wanita dari Makassar ini hanya menggunakan aplikasi WhatsApp untuk menjual rotinya. “Dengan pelatihan ini, saya ingin bisa menjual roti secara luas terutama dengan menggunakan akses digital seperti Instagram. Saya melihat roti yang saya buat sendiri menjadi lebih laris,” lanjut Mariani.
Dari pelatihan SIDP, Mariani sekarang bisa mencari resep-resep baru untuk usaha rotinya. Selain itu, ibu dari dua anak ini juga mempelajari cara menggunakan aplikasi Canva untuk membuat konten-konten marketing. Mariani menjelaskan: “Walaupun sulit untuk dipelajari, sekarang bisa membuat target dan tahapan-tahapan bisnis untuk konten marketing.”