Meskipun sempat terbentur kendala akibat pandemi COVID-19 di awal proses kolaborasi mereka, Tesla Manaf alias Kuntari dan Graham Daniels dari Addictive TV tetap melanjutkan kolaborasi mereka hingga menghasilkan Pararatronic, perpaduan menggelitik antara rekaman lapangan serta nyanyian dan instrumen tradisional. British Council mewawancarai Graham Daniels untuk tahu lebih banyak tentang perjalanan proyek audio yang menggugah ini.
British Council (BC): Bisa cerita sedikit tentang Pararatronic dan asal-usulnya?
Graham Daniels (GD): Tesla dan saya merekam dan membuat rekaman sampel dari ragam elemen instrumen dan vokal tradisional Indonesia. Kemudian kami merilisnya dengan nama Pararatronic. Nama ini terinspirasi dari Pararaton yang bersejarah, yaitu kitab raja-raja Indonesia kuno dan ragam kisahnya yang bercerita seputar warisan, kontradiksi serta legenda Ken Arok.
Proyek kami merupakan salah satu yang dipilih oleh inisiatif Connections Through Culture dari British Council pada tahun 2019. Awal 2020, saya bertandang ke Indonesia untuk melakukan sesi rekaman lapangan dengan Tesla di Surakarta dan Bandung. Awalnya Tesla akan terbang ke Inggris dan menampilkan komposisinya di sebuah acara di London pada bulan Maret 2020. Acara tersebut bertajuk Plugged dan menampilkan rentetan musisi berbakat nan inovatif yang menciptakan musik berbasis teknologi. Acara ini diselenggarakan oleh Francoise Lamy dari Addictive TV dan didukung oleh Arts Council England.
Namun sebelum semua itu terlaksana, COVID-19 melumpuhkan seluruh dunia sehingga semua rencana itu dihentikan dan harus diubah. Tesla akhirnya melakukan penampilan daring dari studionya di Bandung, sebagai bagian dari konser streaming Plugged yang menampilkan banyak musisi.
BC: Lalu apa yang terjadi selanjutnya?
GD: Proyek kolaborasi ini sebenarnya sudah selesai di akhir tahun 2020. Di kala itu, kami berpikir tahun 2021 adalah saat yang tepat untuk mengajukan Alumni Grant yang berskala lebih kecil lalu merilis proyek kami, mengingat selama pandemi kami telah membuat banyak karya baru dari sesi-sesi rekaman kami di Indonesia. Bagi kami, merilis karya ini adalah bentuk penyelesaian kolaborasi kami yang sebenarnya, apalagi mengingat banyaknya jumlah materi yang sudah kami buat dan rekam.
Setelah sukses mendapatkan hibah alumni tersebut, EP Pararatronic dirilis oleh label asal Belanda, Audiomaze, pada 11 Februari 2022, yang menampilkan empat karya istimewa. Saya dan Tesla masing-masing menyumbang dua lagu dan semuanya menampilkan hasil rekaman lapangan kami, termasuk dengan penyinden Nur Handayani, yang menjadi semacam tokoh sentral dalam karya-karya kami.
Sebagai penyinden tradisional, Nur sudah lama mendobrak batas-batas tradisi di Indonesia karena dia sering tampil diiringi kendang dan rebab senar tunggal sambil bernyanyi. Praktik ini tidak lazim di Indonesia karena penyinden biasanya hanya bernyanyi sebagai bagian dari gamelan.
Selain itu, komposisi Addictive TV juga menampilkan ragam rekaman sampel, salah satunya dari Gondrong Gunarto, multi-instrumentalis asal Indonesia, yang kami rekam di Surakarta.