Bagaimana menghadiri acara ini atau jika anda membutuhkan informasi tambahan

Jika anda tertarik untuk hadir atau membutuhkan informasi tambahan, silakan kirimkan email ke: Esterdina.Sihombing@britishcouncil.or.id  Dialog Kebijakan Global ini akan mengeksplorasi solusi global dalam mengatasi permasalahan global. Simak laman ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai “Kekuatan Konsorsium”.

IKUTI DISKUSINYA DI TWITTER @IDBRITISH atau @HEGOINGGLOBAL HASHTAG  #TALKHE, #GED ATAU #GLOBALCONSORTIA

Informasi program

British Council bermitra dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan Forum Wakil Rektor Bidang Kerjasama Internasional.

Riset yang baik membutuhkan dukungan jangka panjang. Saat ini universitas secara strategis dituntut untuk bergabung dalam konsorsium, bekerja dengan berbagai mitra, dan memposisikan mereka dalam konteks global. Inggris dan mitra internasionalnya di Indonesia dan di Asia Timur harus mampu mengidentifikasi skala serta cakupan pendanaan untuk riset global, baik dari sumber public maupun swasta.

Tema: Bagaimana universitas memaksimalkan kekuatan kolaborasi dan meraih hasil bersama pada skala multilateral? Dengan siapa harus bermitra, dan bagaimana menemukan mitra yang sesuai? Bagaimana peran pemberi dana di tingkat nasional dan internasional berubah ketika untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan dibutuhkan kolaborasi aktif dengan negara-negara berkembang? Bagaimana universitas membantu menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan mengatasi tantangan-tantangan masyarakat global?

Isu-isu penting untuk Indonesia dan regional:

  • Bagaimana melakukan kolaborasi lintas disiplin
  • Bagaimana bekerja dengan industri dan pemangku kepentingan
  • Sistem pendanaan
  • Pengembangan kapasitas – melatih peneliti untuk melakukan riset
  • Integrasi Ekonomi ASEAN 2015

Konteks Nasional

Di bawah pemerintahan Joko Widodo, Presiden Indonesia ketujuh yang baru dilantik pada 20 Oktober 2014, riset berada di prioritas utama. Hal ini ditegaskan dengan digabungkannya Direktorat Pendidikan Tinggi dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Presiden Jokowi telah berkomitmen untuk meningkatkan anggaran riset, memastikan kebijakan berbasis riset dan menggunakan riset untuk mengatasi permasalahan-permasalahan utama seperti energi berkelanjutan, ketahanan pangan dan pengembangan sektor maritim.

Indonesia menempati posisi yang penting dalam agenda Internasional Inggris dikarenakan peran berpengaruh yang dimiliki Indonesia sebagai anggota penting ASEAN dan G20 dalam mengatasi tantangan-tantangan global ini.

Perubahan sistem pendanaan riset harus dilakukan sehingga peningkatan pendanaan riset dapat berdampak baik bagi kualitas dan hasil riset di Indonesia. Dialog Kebijakan Global di Medan ini akan memberikan kesempatan yang tepat untuk mendiskusikan permasalahan ini serta isu lain yang dapat disampaikan kepada para pembuat kebijakan di pemerintahan yang baru.

Peserta

  • Perwakilan dari Pemerintah Indonesia
  • Universitas dan sekolah tinggi, peneliti serta para ahli tentang Indonesia
  • Universitas dan sekolah tinggi, peneliti serta para ahli tentang Inggri
  • Institusi pendidikan tinggi, peneliti serta para ahli dari ASEAN dan negara lain

Latar Belakang

Dialog Kebijakan Global seri Asia Timur yang diselenggarakan British Council menyediakan kesempatan bagai para ahli dan praktisi dari Inggris, Indonesia, ASEAN, dan negara lain untuk bertemu dan berdiskusi tentang isu serta tantangan global dalam dunia pendidikan tinggi.

Dialog Kebijakan Global di Medan, 20-21 November 2014Takan menanggapi pertanyaan mengenai bagaimana konsorsium universitas (dan pemangku kebijakan lainnya) dapat bekerjasama dalam mengatasi tantangan-tantangan global dengan:

  • Mendiskusikan isu-isu ini dari perspektif global
  • Mendiskusikan isu-isu ini dari perspektif Indonesia
  • Menempatkan diskusi ini dalam konteks ASEAN 2015
  • Menyediakan kesempatan bagi para peneliti dan ahli dari Indonesia dan negara lain untuk bertemu dan berdiskusi mengenai peluang-peluang kolaborasi dan konsorsium
  • Menyediakan kesempatan bagi para peneliti dan ahli dari Indonesia dan negara lain untuk bertemu dan berbagi pengalaman serta informasi mengenai pendanaan riset
  • Menyediakan kesempatan bagi para peneliti dan ahli dari Indonesia dan negara lain untuk bertemu dan berdiskusi mengenai peluang-peluang pengembangan professional bagi para peneliti

Tema Lokakarya

Tiga lokakarya yang akan diadakan secara paralel di pagi hari akan berfokus pada Indonesia/ASEAN/Asia Pasifik. Namun demikian, kajian dari perspektif Indonesia dan global akan dihadirkan di sesi pagi dan siang.

Sebagai tambahan dari keseluruhan tema lokakarya ini, diskusi diharapakan dapat menghasilkan rekomendasi di tiga area ini:

  • Kebijakan
  • Sistem dan infrastruktur
  • Budaya riset

TEMA1: PENDANAAN

a. Fokus global (sesi pagi)

Pendanaan riset dan sistem riset yang menjawab tantangan-tangan global seperti kemiskinan dan tantangan pembangunan lainnya secara tradisional diberikan melalui bantuan internasional sebagai transfer sumber daya.

Namun dengan peralihan geografi kemiskinan, kerjasama internasional yang baru diperlukan untuk menjadikan kerjasama dan bantuan pembangunan global sebagai tindakan bersama seperti pendanaan bersama barang-barang publik, pengembangan pengetahuan, penyebaran pengetahuan serta transfer teknologi – termasuk riset dan pengajaran, didukung oleh proses kebijakan inklusif dan keterpaduan pengembangan kebijakan.

Pertanyaan kunci: bagaimana pendanaan riset pendidikan tinggi perlu berubah ketika masa depan yang berkelanjutan membutuhkan kolaborasi aktif dengan negara berkembang? Bagaimana hubungan riset dapat lebih efektif seraya mempertahankan keunggulan riset dan memanfaatkan kolaborasi di tempat-tempat di mana tantangan riset global muncul? Bagaimana  riset pendidikan tinggi bermanfaat ketika Tujuan Pembangunan Global (MDGs) dan Pembangunan Berkelanjutan pasca-2015 menekankan pendidikan dasar, daripada pendidikan tinggi? Apa peran industri dan pemerintah? Proses kebijakan seperti apa yang diperlukan dalam mendorong inovasi riset?

b. Fokus Indonesia/ASEAN (sesi siang)

Pengeluaran riset Indonesia saat ini masih rendah yaitu hanya 0.09% dari Produk Domestik Bruto, namun baru-baru ini pendanaan riset di Indonesia menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Sebelum pelantikan Presiden Jokowi telah banyak diskusi di media massa yang membahas mengenai pentingnya riset di Indonesia dan bagaimana riset di Indonesia dapat didanai secara optimal.

Salah satunya adalah penggabungan Direktorat Pendidikan Tinggi dengan Kementerian Ristek dan Teknologi. Presiden Jokowi  juga telah menyatakan bahwa beliau akan menaikkan pendanan untuk riset di universitas maupun lembaga riset seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pertanyaan kunci: Tetapi, apakah cukup dengan hanya menaikkan pendanaan untuk riset? Bagaimana dengan pendistribusian dana tersebut? Apakah sistem yang ada sudah cukup? Dan, mengingat pentingnya kemitraan baik di tingkat nasional maupun internasional, apa saja implikasi dari kemitraan ini terhadap sistem pendanaan riset di Indonesia?

TEMA 2: PENGATURAN KOLABORASI RISET INTERNASIONAL DAN KERJA LINTAS DISIPLIN:

a. Fokus Global (sesi pagi)

Inovasi sosial melampaui batas-batas displin ilmu dan sektor sosial. Banyak tantangan masyarakat saat ini yang tidak bisa diatasi hanya dengan satu, dua atau beberapa disiplin ilmu. Solusi terhadap permasalahan global dan kompleks hanya akan muncul ketika berbagai keahlian dan metodologi bekerja sama sehingga kebijakan bersama akan lebih besar nilainya daripada jumlah keahlian.

Hal ini berarti memecah pengkotak-kotak ilmu dan riset ke dalam dispilin ilmu yang berbeda dan mempertajam peranan ilmu sosial dalam menumbuhkan inovasi. Di pertemuan antar disiplin ilmu inilah inovasi sering terjadi. Pertanyaan kunci: Bagaimana konsorsium internasional universitas mengatur riset multilateral? Bagaimana dengan kolaborasi multilateral lintas disiplin? Bagaimana praktek riset yang berbeda dapat bersama-sama menemukan solusi terhadap tantangan global? Apa peran industri dan pemerintah?

b. Fokus Indonesia/ASEAN (sesi siang)

Sesi ini memberikan peluang untuk berbagi pengalaman universitas-universitas Indonesia dan internasional serta lembaga riset dalam kolaborasi lintas disiplin. Pertanyaan kunci: Perubahan apa yang diperlukan di tingkat nasional (atau ASEAN), terutama kebijakan pemerintah, kebijakan, budaya riset, infrastruktur dan sistem riset? Hikmah apa yang dapat diambil dari pengalaman pihak lain?

TEMA 3: MEMBUKA KESEMPATAN YANG LUAS BAGI INOVASI, RISET PRAKTIS DAN RELEVAN

a. Fokus global (sesi paralel di pagi hari)

Metodologi dan institusi tata pemerintahan konvensionaL sudah tidak mampu lagi mengidentifikasi dan mengatasi isu-isu sosial yang kompleks dan senantiasa berubah karena metodologi dan institusi tersebut dianggap terlalu kaku dan tidak fleksibel sehingga kolaborasi dan kerjasama tidak dapat menjawab tantangan tersebut.  Sebaliknya jaringan kompleks yang terdiri atas komunitas dan jaringan kerja bermunculan dan memudahkan penyebaran pengetahuan dan pengkoordinasian aktivitas antar negara.

Keanggotaan ‘jaringan ini’ seharusnya berdasarkan pengetahuan dan kemampuan untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah serta kemampuan untuk bekerja dengan cepat dan aktif. Banyak dari jaringan ini yang beraspirasi untuk dapat mempengaruhi keseluruhan sistem dan tidak hanya menghasilkan ide-ide. Mereka melakukannya melalui penerapan dan penyebaran ide-ide baru yang berhubungan dengan inovasi sosial.

Pertanyaan kunci:  Apakah pemikiran baru ini relevan untuk mengidentifikasi bagaimana konsorsium riset multilateral dapat bekerja sama menjawab tantangan global? Seberapa penting peran konsorsium universitas terhadap jaringan ini?  Apakah mereka seharusnya menjadi inti dari jaringan ini? Bagaimana konsorsium riset berja sama dengan pemangku kepentingan lain seperti lembaga non pemerintah, organisasi masyarakat, industri, pemerintah dan lembaga internasional.

b. Fokus Indonesia/ASEAN (sesi siang)

Inovasi sosial mencoba untuk menghasilkan solusi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Universitas-universitas di Indonesia mempunyai kewajiban untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bukan hanya untuk komunitas setempat tetapi juga secara nasional. Pengalaman Indonesia dalam hal ini akan dibagi dalam sesi dan diskusi ini. Sesi ini akan berfokus pada beberapa pendekatan penting yang dikembangkan di tingkat lokal maupun internasional seperti:

  • Inovasi sosial: universitas sebagai inkubator, universitas melibatkan masyarakat, lembaga non pemerintah, dan sebagainya.
  • Penerapan riset dan industi: bagaimana universitas di Indonesia dan ASEAN meningkatkan kerjasama dengan industri nasional dan internasional, dan bagaimana industri nasional didorong untuk menggandeng universitas-universitas Indonesia sebagai mitra utama.
  • Riset dasar vs. riset terapan. Meskipun Indonesia lebih berfokus terhadapa riset terapan, kebijakan ini belum mampu menghasilkan kerjasama yang baik dengan industri dan pemanghku kebijakan lainnya. Apa peran riset dasar di Indonesia?

 

Lihat juga

Tautan luar