Eka Kurniawan bersama panelis lainnya di Festival Cooler Lumpur © British Council Malaysia.

Dalam semangat membangun diskusi dan dialog sebagai penanda kehidupan bermasyarakat yang baik; para penulis, seniman, dan pemikir dari seluruh dunia berkumpul di Kuala Lumpur, Malaysia pada 20-22 Juni di Cooler Lumpur Festival 2014. Cooler Lumpur Festival adalah festival ide pertama dia Asia Tenggara. Terselenggara kali pertama pada 2013, festival tersebut bertujuan untuk menantang masyarakat untuk berdebat, belajar dan menghadapi ide dan isu yang terus-menerus harus dihadapi oleh masyarakat.

Tahun ini, festival memilih tema “cepat” (fast), untuk merepresentasikan pengeksplorasian tentang cara masyarakat bisa memajukan budaya, dengan memenangkan bakat-bakat muda yang bermunculan dengan menjadikan masyarakat terbiasa dengan sisi kreatifnya, dengan mencampur-adukkan sastra, seni, music, dan inovasi dan mengerjakannya secepat mungkin.

Sebagai bentuk partisipasi, British Council Indonesia mengundang Eka Kurniawan, penulis Indonesia yang membagikan pemikirannya lewat media novel, cerita pendek, naskah film dan novel grafis, serta essay. Selama festival, Eka tampil di 2 pertunjukan, “We’re All Beige: New Ideas in Cultural Identity” pada 21 Juni dan “Eka Kurniawan in conversation with Ahmad Fuad Rahmat” pada 22 Juni di mana dia berbicara tentang identitas dan budaya dan mendiskusikannya dengan mereka yang menyaksikan pertunjukkan tersebut.

Menurut Eka, identitas bisa muncul dari mana saja, apakah itu sengaja diciptakan atau tidak, akan tetapi ketika sudah berkaitan dengan memiliki identitas budaya, setiap orang haruslah menjadi produktif dan mewariskan sesuatu kepada dunia.

Tautan luar