workshop di kotagede

Bermula dari proyek dokumentasi, konservasi dan observasi struktur arsitektural dan sejarah yang terbengkalai usai gempa bumi dan erupsi gunung berapi di area bersejarah di Kotagede, Yogyakarta, diprakarsai oleh grup komunitas arsitek Arkom Jogja dan didanai oleh AirAsia Foundation, akhirnya berkembang menjadi pengembangan komunitas dan usaha sosial yang lebih besar setelah mereka menemukan komunitas pengrajin perak musiman. Melalui hal ini, AirAsia Foundation mulai menjelajahi proyek yang seudah diperluas untuk mengikutsertakan usaha sosial kreatif untuk para pengrajin Kotagede dan bekerjasama dengan British Council, yang mengajak perusahaan desain dari Inggris, Ultra-Indigo, untuk menyumbangkan keahliannya dalam bidang desain.

Dari 23 – 25 Februari 2014, tim yang terdiri dari British Council, AirAsia Foundation, Arkom Jogja and Simon Fraser dari Ultra Indigo mengadakan penelitian lapangan di Kotagede, Yogyakarta. Dalam tiga hari, dilakukan kunjungan ke lebih dari empat desa kecil sekitar Desa Jagalan di Kotagede, bertemu dengan komunitas pengrajin perak yang sudah turun-temurun antar generasi, tur ke toko-toko modern yang menghasilkan perak dalam jumlah massif dan berusaha memahami sejarah dan konteks budaya dari Kotagede dan Yogyakarta dengan mengunjungi situs-situs bersejarah Kerajaan Mataram dan Kesultanan Yogyakarta.

Melalui kunjungan penelitian ini, tim mengumpulkan informasi dan materi untuk design dan merangkumnya ke dalam workshop yang bertujuan mengembangkan kemampuan dari komunitas pengrajin perak, terfokus pada isu pokok seperti inovasi desain, distribusi di pasaran, kehadiran di dunia digital dan skalabilitas internasional. Workshop diadakan pada 29 Maret – 2 April, dengan arahan dari ahli desain Simon Fraser dan Elizabeth Wright dari Ultra Indigo, dan diikuti oleh lebih dari 18 pengrajin perak dari Desa Jagalan.