PSBK berkolaborasi dengan kelompok asal Inggris, The Paper Birds, untuk sebuah proyek warga global “The School of Hope” (TsoH) di Yogyakarta, Indonesia. Proyek ini menggunakan model kreatif yang unik dan menarik besutan The Paper Birds sekaligus memungkinkan orang-orang muda mengulik tema empati, baik dari perspektif emosi maupun akademis, dengan menawarkan cara-cara untuk mencari tahu apa yang membuat kita peduli dengan orang lain, terutama mereka yang berbeda.
Model TSoH menawarkan pengalaman imersif bagi para kreatif muda untuk mengulik tema empati, diri sendiri, orang lain, gambaran yang lebih besar, serta bayangan akan masa depan. Melalui lima jenis pelajaran, model lokakarya ini berhasil menggabungkan proses kognitif, intuitif, dan kreatif melalui serangkaian latihan sederhana nan provokatif yang menarik, mendorong kolaborasi serta mendukung ekspresi lewat pembuatan seni.
Kami berkesempatan untuk mewawancarai Jeannie Park, Istifadah Nur Rahma, dan Septi Hariana dari PSBK untuk mendengarkan pemikiran, wawasan serta pembelajaran baru dari mereka selama proses perencanaan, persiapan, serta penyampaian proyek ini.
Working with the Paper Birds
Jeannie Park: Bagi The Paper Birds, ini adalah pertama kalinya mereka bekerja sama dengan sebuah organisasi di Indonesia.
Sangat menyenangkan mendengar masukan dari mereka, khususnya bahwa mereka kagum dengan bagaimana kami terlibat dalam proyek ini dan benar-benar mengintegrasikan misi dan tujuan kami ke dalamnya dengan melibatkan berbagai komunitas, seperti komunitas LGBT, komunitas tunarungu, dan santri di satu tempat. Ini belum pernah dilakukan oleh rekanan lain. Mereka sampai bilang, “bisa-bisanya kalian langsung maju saja dan... berhasil melakukannya!”
Mereka cukup terkesan dengan beberapa hal, seperti bagaimana kami menetapkan standar bukan hanya dalam hal menjangkau komunitas dan meningkatkan inklusi namun juga kualitas karya seni itu sendiri, yang terbukti sangat baik dan kreatif. Mereka suka membagikan ini ke setiap rekanan global mereka.
Mereka menyukai cara kami berfokus kepada para seniman karena kami juga ingin memperluas peluang bagi para seniman yang bahkan kami tidak kenal sama sekali.
Mendorong seniman lokal untuk mengambil peran sebagai fasilitator
Istifadah Nur Rahma: Dengan kesempatan CTC ini kami jadi punya kesempatan juga untuk membuka secara lebih luas bahwa ada peran-peran seperti facilitating artists yang bisa digapai atau diraih atau dicapai oleh teman-teman seniman, khususnya di seni pertunjukan.
Sampai saat ini belum banyak yang tertarik bahwa mengisi posisi-posisi sebagai fasilitator bagi seniman itu juga sama dengan praktiknya ketika seniman di atas panggung atau di dalam galeri.
Kemarin merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk bisa memperluas perspektif itu kepada seniman-seniman yang turut berkolaborasi untuk memfasilitasi workshop CTC ini dengan The Paper Birds yang sudah sering melakukan praktik-praktik fasilitasi untuk komunitas-komunitas muda lainnya.
Jeannie Park: Ya, itu sebuah pencapaian besar. Ini adalah bagian dari tujuan kami di awal proyek agar proyek ini tidak hanya ditujukan bagi peserta muda namun juga bertujuan untuk mempengaruhi berbagai macam seniman. Terkait hal ini, sangat penting bahwa para fasilitator menyadari bahwa ini bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi sejauh mana Anda hadir di satu ruangan bersama komunitas-komunitas lain serta menciptakan pengaruh dan dampak sedemikian rupa…
Mereka telah belajar banyak dari para peserta, dan itulah inti kegiatan ini. Sejatinya kegiatan ini adalah sebuah pertukaran, semua orang berada di level yang sama dan belajar dari satu sama lain.
Tetapi saya merasa bahwa merupakan perjalanan panjang juga untuk mencoba meyakinkan seniman-seniman lain agar mau unjuk gigi. Anda harus memiliki semangat untuk memfasilitasi. Ternyata di Inggris, seperti yang Paper Birds kerap katakan, semua orang gemar memfasilitasi. Saya pikir ini sudah mendarah daging dan tidak berbeda jauh dengan situasi di Australia. Ini benar-benar sesuatu yang mendarah daging di sektor seni, di mana semua orang tidak hanya merasa memiliki tanggung jawab artistik untuk menampilkan yang terbaik di atas panggung namun juga terhadap sektor pendidikan seni, baik dalam hal penjangkauan atau pembelajaran kreatif dan integrasi seni dalam ilmu pelajaran atau kurikulum terpadu seni atau profesi di sekolah…