By Ben Eaton, Seniman, Invisible Flock

18 April 2016 - 10:09

Seniman asal Inggris Ben Eaton and Mark Daniels dalam residensi mereka di Bandung Creative City Forum (BCCF).
Seniman asal Inggris Ben Eaton and Mark Daniels dalam residensi mereka di Bandung Creative City Forum (BCCF).

Kolaborasi internasional

Saat ini April 2016. Saya saat ini sedang berada di Glasgow, Scotland. Saya tinggal di Leeds, Inggris, yang jarak tempuhnya empat jam ke arah selatan.

Saya sedang bersama Richard Clifford yang saya temui sewaktu di Indonesia bulan lalu dan kami berbincang dengan Irma Chantilly. Dia bekerja untuk British Council Indonesia dan berbasis di Jakarta tapi sedang berada di Skotlandia akhir pekan ini. Selalu terasa aneh - namun juga anehnya terasa normal - ketika anda bertemu dengan orang yang Anda kenal dari konteks yang jauh berbeda dengan daerah asal anda, dan ketika saat terakhir Anda melihat mereka adalah saat anda berada di sebuah gudang yang panas dan lembap di kota Bandung .

Kita berbicara tentang kemungkinan berkolaborasi. Secara spesifik melalui apa kolaborasi itu terjadi tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah perbincangan ini terjadi, dan ini tidak akan terjadi tanpa waktu yang dihabiskan di Indonesia. 

Perjalanan itu benar-benar tak terduga, terjadi sangat cepat dan relatif tidak kontekstual bagi saya awalnya karena saya tahu sangat sedikit tentang negara ini. Pada akhirnya, saya terbang melaju dan bepergian dengan kereta api melintasi Pulau Jawa, dari Jakarta ke Yogakarta ke Bandung dan kembali pulang. Tim saya di Invisible Flock cukup beruntung untuk sering berkesempatan bekerja di luar negeri  selama beberapa tahun terakhir, karena melalui jarak selalu datang perspektif.

Pendanaan, politik, dan kebebasan 

Berada di Indonesia sangat menginspirasi dan indah dalam banyak cara. Saya selalu terpesona untuk bertemu seniman yang bekerja dan muncul di luar sistem, yang berfungsi di luar sistem pendanaan dan terus berkarya meskipun tidak ada struktur dukungan seperti yang sangat kami andalkan sebagai seorang seniman di Inggris .

Kami menghabiskan banyak waktu membicarakan pendanaan, seperti yang biasa kami lakukan di Inggris, dan menginjak garis di mana pendanaan, politik dan kebebasan bertemu. Sebagian dari perbincangan tersebut masih meraba untuk mencari tahu apa yang bisa saya lakukan dengannya.

Dalam beberapa hal konteks yang ada sama-sekali berbeda hingga rasanya sulit untuk mengetahui apa yang harus diambil dan dapat diaplikasikan dari perjalanan ini. Namun, dengan perbedaan teknik dan konteks, terdapat tujuan akhir bersama untuk membuat karya yang transformatif dan dapat mempengaruhi orang-orang yang melihat atau berpartisipasi di dalamnya .

Praktik partisipatori 

Kami berbincang banyak mengenai seni partisipatori. Di Inggris, kata ini telah menjadi rancu, dipakai berlebihan , dan dapat ditebak. Namun hal ini masih memiliki potensi di Indonesia. Seni partisiatori masih berada di tepi dunia seni di Indonesia , penonton tidak mengharapkan atau mengetahui apa-apa tentang hal itu, ia masih memiliki semangat.

Kami mengunjungi sebuah perusahaan video mapping dan mereka menunjukkan karya mereka kepada kami. Sebuah gedung besar dengan api digital menjilat  bagian bawah gedung tersebut. Saya pikir awalnya karya itu hanyalah trik gedung runtuh melalui video mapping pada umumnya, namun, mereka menceritakan bahwa gedung tersebut memang pernah terbakar habis dan gedung yang sekarang adalah gedung baru yang dibangun di atas reruntuhan gedung lama. Seni, politik dan masyarakat tiba-tiba berbaur bersama karena dalam video yang mereka tunjukkan terlihat alun-alun yang sangat penuh dengan orang-orang yang menikmati acara tersebut.

Udara yang hangat

Makanan di Indonesia lain dari pada yang lain, dan udaranya hangat, sehingga, sebuah gudang pun dapat menjadi sebuah ruang kerja tanpa harus mengkhawatirkan musim dingin yang keras seperti di Inggris. Jalanannya sangat ramai, terdapat sepeda motor dimana-mana, dan seorang seniman besar baru saja membangun sebuah taman di mana Anda harus membayar untuk dapat melihat ke bawah dan seluruh kota.

Beberapa hal terasa seperti di rumah dan beberapa terasa sangat berbeda. Kami akan kembali, pada akhir tahun ini, kali ini dengan karya untuk dipamerkan dan saya sangat bersemangat untuk melihat hal itu terjadi.