By Tim UK/Indonesia 2016-18

17 Oktober 2018 - 15:33

Seniman Inggris Aaron Williamson berkolaborasi dengan Jakarta Barrier Free Tourism di Festival Bebas Batas untuk menyajikan penampilan live bagi publik umum. Mereka melancarkan aksinya pada saat Car Free Day di Jakarta dan menyoroti berbagai rintangan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas.

Terinspirasi dari kunjungan ke Unlimited Festival di Inggris, Festival Bebas Batas adalah festival pertama yang mengusung tema disabilitas di Indonesia. Selama satu akhir pekan, festival ini merayakan karya-karya seni yang luar biasa buatan para penyandang disabilitas, termasuk seni visual dan musik, teater dan tari, film, temu wicara, lokakarya dan seni intervensi publik.

Festival Bebas Batas juga mengundang rekan-rekan internasional, termasuk tujuh artis dan grup dari Inggris.

Sebagai salah satu kelompok tari terbaik di dunia, Candoco Dance Company telah menciptakan berbagai produksi kelas dunia dan menampilkan beragam penari, baik yang menyandang disabilitas maupun tidak, selama lebih dari 25 tahun. Semua anggotanya tampil di Indonesia untuk pertama kalinya sebagai bagian dari Festival Bebas Batas.
Grup tari asal Inggris Candoco berkolaborasi dengan sekumpulan penari Indonesia, baik yang menyandang disabilitas maupun tidak, demi menampilkan karya baru untuk Festival Bebas Batas: CANdoDance.
Pianis legendaris Ananda Sukarlan tampil sebagai bagian dari penampilan CANdoDANCE.
Tokoh seni disabilitas di Inggris, Barbara Lisicki, juga seorang aktivis dan pelawak tunggal. Barbara merancang penampilan teater baru bersama dengan Teater Tujuh, grup teater tuli pertama di Jakarta.
Berasal dari Inggris, Deaf Rave berkolaborasi dengan kolektif musik dance Jakarta PonYourTone untuk sebuah acara musik yang tak ada duanya dengan membawa rave tuli pertama ke Jakarta.

Showcase Festival Bebas Batas yang berlangsung dalam satu akhir pekan adalah sebuah perayaan keberagaman, inklusivitas, kolaborasi dan seni. Terus pantau UK/ID Festival dengan mengikuti kami di Instagram.