By Tim UK/Indonesia 2016-18

23 Oktober 2018 - 17:32

Meskipun memiliki darah Indonesia, selama ini Ed Riman hanya pernah mengunjungi Indonesia sebagai turis, bukan musisi. “Kebanyakan kunjungan saya ke Indonesia lebih untuk silaturahmi dengan keluarga atau liburan, jadi menyenangkan sekali bisa tampil di UK/ID Festival,” ucap musisi asal London ini. Meskipun begitu, kehadiran banyak anggota keluarga Indonesia Ed saat penampilannya tetap membuatnya gugup, terlebih karena itu pertama kalinya mereka melihatnya tampil. “Namun saya tetap bersenang-senang. Penontonnya sangat ramah dan saya bangga menjadi bagian dari acara ini,” jelasnya.

Ed juga bangga akan dua sisi budaya yang dimilikinya dan memanfaatkan hal tersebut untuk keperluan bermusiknya. “Kata ‘hilang’ berasal dari bahasa Indonesia, jadi saya pikir Hilang Child adalah nama panggung yang keren. Akhirnya saya terbiasa menggunakan nama itu ketimbang nama saya sendiri,” katanya. Alasan Ed menggunakan nama panggung adalah karena dia tidak ingin dikenal lewat nama aslinya saat dia mulai bernyanyi. “Saya takut teman-teman musisi saya mengenali suara saya. Jadi saya memutuskan memakai nama palsu,” kenangnya.

Meskipun kini dikenal sebagai penyanyi dan penulis lagu, Ed memulai karir musiknya sebagai pemain drum di berbagai grup musik dan sesi rekaman selama 10 tahun. “Saya baru mulai menyanyi dan menulis lagu kira-kira 4 atau 5 tahun lalu. Rasanya lelah tidak bisa memainkan lagu-lagu saya sendiri, dan saya ingin wadah kreatif untuk diri saya sendiri,” katanya. Proses kreatif Ed pun lama kelamaan berubah. “Untuk waktu yang lama, saya mulai menulis dasar sebuah lagu di piano. Kemudian saya rekam lagu tersebut dan menambahkan berbagai macam suara untuk menilai apa yang cocok dan tidak,” ungkapnya. Dengan semakin terlibatnya Ed dalam proses produksi, dia mengakui bahwa belakangan ini bisa saja sebuah lagu dibuat dengan cara lain. Meskipun begitu, tetap ada satu hal yang tidak berubah.

“Proses menulis lagu selalu organik buat saya, karena saya tidak pernah merencanakan apa-apa. Tidak ada proses yang baku bagi saya.”

Penampilan Ed 'Hilang Child' Risman di UK/ID Festival Kick-off Gig sebagai bagian dari Archipelago Festival

Ed menambahkan bahwa musik Indonesia juga turut mempengaruhi proses kreatifnya, terutama dikarenakan kelas gamelan yang kerap dia ambil setiap kali berada di Indonesia. “Poli ritme yang ada dalam musik gamelan terpatri di benak saya. Saya kerap kali mengambil pengaruh dari situ,” terangnya. “Namun saya tetap ingin jujur pada diri sendiri dan tetap membuat musik secara organik. Saya tidak ingin terdengar seperti orang lain.”

Meskipun begitu, Indonesia tetap memiliki pengaruh yang kuat dalam musik Ed, terbukti dengan dirilisnya lagu pertamanya dalam bahasa Indonesia berjudul ‘Pesawat Aeroplane’. “Lagu itu tentang ayah saya saat dia pindah ke Inggris. Dengan terlibatnya saya dalam festival ini, masuk akal bagi saya untuk merilis lagu tersebut. Terlebih ada banyak orang di negara ini yang mendengar musik saya dan saya memiliki keterkaitan budaya dengan Indonesia juga. Saya ingin membuat sesuatu yang relevan dengan kedatangan saya ke sini sebagai musisi,” alasannya. 

Walaupun saat ini sedang disibukkan dengan berbagai penampilan dan tur untuk mempromosikan album pertamanya yang berjudul Years, Ed mengaku bersyukur akan pengalamannya di UK/ID Festival, yang dia sebut “mencerahkan.” “Selama ini saya belum punya banyak kesempatan untuk mempelajari keragaman budaya di Indonesia, dan kunjungan kali ini membuat saya sadar akan hal tersebut,” katanya. “Menurut saya penting untuk merayakan semua itu dan memanfaatkan keberadaan masyarakat yang semakin global. Acara seperti UK/ID Festival jelas membuat saya merasa seperti menjadi bagian dari satu keluarga dunia yang besar.”