Dalam rangkaian acara menuju Gala Balet Indonesia ke-2, Ballet.ID berkolaborasi dengan British Council dan Candoco Dance Company dari Inggris untuk menampilkan satu karya spesial yang melibatkan gabungan penari dengan penari penyandang disabilitas. CanDoDance dimulai dengan audisi yang melibatkan beberapa penari dan akhirnya 14 penari dipilih untuk karya ini - delapan penari dan enam penari tuli. Selama satu minggu, para penari ini dilatih oleh koreografer dari Candoco, Mirjam Gutner dan Tanja Erhart. Meskipun datang dari latar belakang yang berbeda-beda, penari-penari ini membuktikan bahwa keunikan individu mereka dapat dilebur menjadi satu karya tari yang mengagumkan. Hasil latihan selama seminggu dari tarian ini kemudian dipertunjukkan secara terbatas di Gedung Teater Jakarta tanggal 7 Juli minggu kemarin.
"Ke-14 penari ini datang dari latar belakang yang sangat berbeda-beda." – Mariska Febriyani, Pendiri Ballet ID.
Mariska yang menjadi inisiator dari program ini yakin bahwa belum ada karya seperti ini sebelumnya di Indonesia. Awalnya, ia cukup ragu untuk menjalankan program ini. Tapi, setelah ia menghadiri Festival Seni dan Disabilitas Unlimited di Skotlandia sebagai salah satu delegasi dari Indonesia untuk British Council tahun lalu, ia menjadi terinspirasi dan memantapkan hati untuk mengadakan program ini.
"Saya tersadar bahwa batasan dari manusia bukanlah batasan fisik mereka, tetapi ketakutan-ketakutan dalam kepala kita sendiri."
Seni dan disabilitas merupakan salah satu hal yang diprioritaskan oleh British Council dan juga tema besar dalam program UK/Indonesia 2016-18. Melalui program seperti CanDoDance, British Council berharap dapat meningkatkan kesadaran publik mengenai karya-karya mengagumkan dan inspiratif dari seniman penyandang disabilitas, grup seni yang dipimpin oleh penyandang disabilitas maupun organisasi seni yang inklusif dalam karya-karya yang mereka hasilkan. British Council juga berharap dapat berbagi cerita tentang berbagai organisasi seni di Inggris yang berusaha terus meningkatkan akses seni untuk penyandang disabilitas baik sebagai seniman yang berkarya maupun sebagai penikmat seni.
"Kami ingin semua orang dapat terlibat dalam proses kreatif dan artistik tanpa harus khawatir mengenai keterbatasan mereka." – Paul Smith, Direktur British Council Indonesia.