Pelabuhan di Liverpool
Daerah tepi laut di Liverpool, Inggris.
Date
Senin 01 May 2017 to Senin 12 June 2017

Enam seniman Indonesia akan berpartisipasi dalam residensi berbasis riset selama enam minggu di institusi dan pusat seni media baru, FACT (Foundation for Art and Creative Technology), di Liverpool. 

Kisah dua negara kepulauan

Selama bulan Mei, keenam seniman Indonesia dan satu kurator akan menjelajahi berbagai perspektif berbeda dan diskursus mengenai air di Indonesia dan Inggris – dua negara kepulauan yang sangat berbeda. Mereka akan menggali lebih dalam latar belakang ekonomi, sejarah, politik, lingkungan, dan budaya terkait isu mengenai air, dan melihat bagaimana ini berpengaruh terhadap proses pengelolaan air di dua negara ini. 

Mayoritas dari seniman-seniman ini belum pernah memamerkan maupun melakukan proses kreatif di Inggris sebelumnya. Bagi kebanyakan dari mereka, ini adalah kali pertama mereka akan mengunjungi Inggris. Residensi ini membawa kesempatan unik bagi mereka untuk dapat belajar langsung dari komunitas di Liverpool dan menyelami lebih dalam kehidupan di Liverpool sekaligus membangun koneksi pertemanan untuk menciptakan kesepahaman yang sama antara satu sama lain mengenai air dan kehidupan. 

LightNight di tanggal 19 Mei, 17.00 sampai tengah malam, GRATIS

Semua seniman yang terlibat dalam residensi akan mengambil bagian di LightNight, satu malam perayaan seni dan budaya yang diadakan di berbagai museum, galeri, dan situs budaya di Liverpool. 

Karya yang mereka tampilkan di LightNight adalah perpanjangan atau tambahan dari proyek yang sedang mereka kerjakan ataupun sesuatu yang benar-benar baru dan mereka kembangkan bersama dengan orang-orang yang mereka temui di Liverpool.

Pembukaan pameran Water Connections  di 31 Mei

Selama residensi, karya-karya dari seniman ini akan berkembang secara alami dan organik. Di tanggal 31 Mei, mereka akan memamerkan karya yang sedang mereka kembangkan. Karya ini kemudian akan dikembangkan lebih lanjut lagi sepulangnya mereka ke Indonesia untuk ditampilkan di UK/ID Festival 2017 di Jakarta, Indonesia. 

Seniman residensi

Andreas Siagian

Andreas Siagian Andreas Siagian

Seniman, Lifepatch

Andreas Siagian adalah seorang seniman lintas disiplin dengan dengan latar belakang pendidikan formal sebagai insinyur sipil. Fokusnya adalah kebudayaan swakriya/komunal dan kolaborasi interdisipliner antara seni, desain, pengetahuan alam dan teknologi.

Kolektifnya, Lifepatch, berbasis di Yogyakarta menggunakan metode desain sosial untuk memprakarsai pemikiran dan praktisi experimental di dalam komunitas masyarakat.

Tanti Sofyan

Seniman, Labtek Indie

Tanti adalah satu-satunya seniman perempuan yang terlibat dalam pameran ini. Saat ini ia bekerja di Labtek Indie, perusahaan riset, desain, dan pengembangan untuk teknologi yang menggunakan pendekatan human-centered-design. Ia sedang tertarik dengan isu tentang lingkungan dan bagaimana teknologi dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Tanti menciptakan instalasi mobile yang dapat mengubah abu rokok menjadi musik untuk program master yang ia tempuh di Barcelona. 

Rais Rice dan Riza Enem

Seniman Visual dan Seniman Audio, Bombo

Bombo adalah duo dan proyek kolaborasi dari Makassar, Sulawesi Selatan. Seniman visual Rais Rice pertama kali menjelajahi dunia multimedia dengan mempelajari fotografi dan desain grafis sembari belajar informatika di Universitas Telkom, Bandung. Seniman audio, Reza Enem, adalah pemain musik dalam band independen bergenre progressive folk, Theory of Discoustic, setelah menyelesaikan studinya di Universitas Fajar, Makassar. Sebelumnya, Reza berkerja di Jakarta Biz Daily sebagai jurnalis foto. 

Victorious Elvino Priyanto Sadipun a.k.a 'Ndaru'

Creative Technologist

Ndaru adalah pemrogram, peneliti independen, coder, dan banyak hal lainnya. Ia menyukai tantangan dalam pekerjaan apapun yang dapat memacunya untuk berkontribusi melalui pengetahuan yang ia kuasai di bidang manajemen teknis dan juga dapat berkontribusi terhadap pengembangan dirinya dan tempat ia bekerja. 

 

Jack Lowe

Seniman, Curious Directive

Jack adalah lulusan University of Warwick jurusan Bahasa Prancis dan Hubungan Internasional yang juga mempelajari tentang pergerakan di Lecoq, Paris dan Teater di Birkbeck, London. Saat ini ia sedang menempuh studi master di bidang Keamanan Air dan Pembangunan Internasional. Sejak tahun 2008, ia menjabat sebagai direktur artistik dari Curious Directive, perusahaan yang menjelejahi kehidupan melalui kacamata ilmu pengetahuan yang berbasis di Norwich. 

Irma Chantily

Kurator, Water Connections

Irma tengah menjelajahi fokus baru dalam dunia seni - persimpangan antara seni dan teknologi. Ia juga merupakan kurator dari Jakarta Biennale 2015: Maju Kena Mundur Kena. Saat ini ia sedang bekerja sebagai Senior Programme Manager di bagian pembangunan koneksi di dunia seni dan industri kreatif untuk British Council Indonesia. Di sela-sela waktunya, dia bekerja sebagai dosen lepas untuk Insitut Kesenian Jakarta Departemen Fotografi, dan juga kurator untuk proyek Water Connections di Liverpool.

Category icon
UK/Indonesia 2016-18 ID