Apri Suhartanto itulah nama seorang pemuda yang berasal dari Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Pemuda ini tidak pernah bermimpi menjadi seorang disabilitas sekaligus penggerak bagi komunitasnya melalui kerajinan celengan berkarakter.
Sebagaimana disampaikan kepada jurnalis, Apri, sapaan akrabnya selama ini, pada mulanya merupakan seorang karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Kabupaten Banyumas. Tahun 2013, yang bersangkutan mengalami kecelakaan dan berakibat kaki kirinya diamputasi di atas lutut.
Kantor tempat pemuda Banyumas ini bekerja bersikap akomodatif terhadap kondisi disabilitas yang baru saja dialami karyawannya. Apri yang sebelumnya menduduki posisi sebagai analis kredit, dipindah ke bagian administrasi. Adapun pertimbanganya adalah bagian baru tersebut tidak menuntut mobilitas baik di luar maupun di dalam kantor yang berlebihan, sehingga memungkinkan penyandang disabilitas fisik tetap bekerja dengan baik.
Perpindahan dari bagian teknik ke support tidak terlalu menyulitkan bagi sosok yang dikemudian hari menjadi salah satu aktivis disabilitas di Provinsi Jawa Tengah. Bahkan harapan bank syariah milik pemerintah ini ternyata tidak sia-sia, karena sosok karyawan disabilitas yang satu-satunya pada waktu itu di lingkungan BRI Syariah berhasil menunjukkan kinerjanya yang patut dibanggakan. Wujud penghargaan yang diberikan kepada Apri yaitu berupa sebutan “The Best Support” pada tahun 2017. Tentu saja hal ini tidak disangka-sangka karena perusahaan mengakui keberadaan dan prestasi kerja salah satu karyawan yang juga penyandang disabilitas.
Suasana kerja yang telah mendukung prestasi kerja, sayangnya belum diimbangi aksesibilitas yang memadai. Hal itu disebabkan masih adanya tangga yang menghubungkan lantai bawah dan atas kantor, dan belum adanya akomodasi yang layak (reasonable accommodation) berupa landaian, “elevator”, atau “lift”. Oleh karena itu, pemuda kelahiran tahun 1981 ini masih harus naik dan turun tangga ketika melakukan mobilitas di lingkungan kantor.
Akibatnya, ketika beban kerja memuncak sewaktu lembur di tiap akhir dan awal bulan, kaki kirinya mengalami pembengkakan, sehingga kesulitan menggunakan kaki palsu. Walaupun pembengkakan tersebut akan mereda ketika aktivitas naik dan turun tangga berkurang karena tidak lembur, tetapi ketidaknyamanan saat kakinya membengkak membulatkan tekat Apri untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Akhirnya, walaupun telah menyandang sebutan “The Best Support”, pada tahun 2020 karyawan dengan disabilitas yang penuh semangat bekerja secara inklusi ini memutuskan mengundurkan diri.
Di sisi lain, hasrat untuk berkomunitas menuntun Apri bergabung dengan sebuah organisasi disabilitas yang bernama Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Banyumas sejak 2015. Keberpihakannya kepada sesama penyandang disabilitas, menuai kepercayaan dari anggota PPDI Kabupaten Banyumas, sehingga sosok yang penuh inspirasi ini pada tahun 2018 dipilih menjadi ketua. Selanjutnya, berbagai kerja sama dijalin dengan berbagai entitas guna membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas Kabupaten Banyumas memperoleh keterampilan dan pengetahuan. Kerja sama tersebut antara lain dengan Bank Jateng berupa pelatihan usaha mikro dan Universitas Sudirman berupa pelatihan pembuatan piring dari lidi. Kerja sama yang dirintis juga mengantarkan ke perkenalan dengan seorang penyandang disabilitas asal Kabupaten Kebumen, dan bermula dari sinilah pembuatan celengan berkarakter bagi penyandang disabilitas di wilayah Kabupaten Banyumas.