By Fay Ryan, Digital Content Manager

25 May 2017 - 15:27

Membuat musik dari buah buahan
Tanti mengadakan lokakarya untuk anak-anak muda di Liverpool, salah satu bagian dari lokakarya adalah membuat sirkuit listrik untuk menghasilkan musik dari buah buahan!

LightNight adalah acara tahunan yang diadakan di kota Liverpool di mana selama satu malam, tempat-tempat seni dan kebudayaan di Liverpool mengajak warga kota untuk menikmati pertunjukan seni, tari, drama, musik, dan lainnya. 

Tahun ini, LightNight diadakan bertepatan dengan kedatangan lima seniman Indonesia yang tengah menjalani enam minggu residensi di FACT (Foundation for Art and Creative Technology). Residensi ini merupakan bagian dari UK/Indonesia 2016-18, dan, kelima seniman ini turut memeriahkan LightNight dengan menampilkan prototipe karya mereka. 

Seniman-seniman ini menjelajahi persisian antara seni dan teknologi dengan tema ‘Water Connections’. Hal-hal menarik apa saja yang kami temui di LightNight? Mari sama-sama kita lihat di bawah ini:

1. Indonesia dan Liverpool tertanya memiliki banyak kemiripan

Indonesia dan Inggris sama sama dikelilingi oleh perairan sebagai negara kepulauan. Kondisi ini ternyata menghasilkan banyak kesamaan antara kedua negara yang sepintas tampak sangat berbeda ini. Dari hasil bincang-bincang kami dengan seniman yang terlibat, mereka semua memulai penelitian mereka dengan menjelajahi tempat-tempat di Liverpool di mana air dan daratan bertemu. Mereka juga mencari tahu dinamika hubungan antara air dan manusia baik di masa sekarang maupun di masa lalu. Hubungan erat dengan perairan bukan satu-satunya hal yang mereka sadari. Mereka juga melihat pola yang sama dalam kebudayaan masyarakat Liverpool dan Indonesia, musik, dan paling penting, dunia seni di dua tempat yang terpisah jarak ribuan kilometer ini. Semua seniman terlibat sepakat bahwa mereka melihat bagaimana orang-orang berusaha membantu satu sama lain melalui medium seni.

LightNight menjadi ajang bagi seniman-seniman ini untuk fokus pada isu lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan yang berkisar di daerah perairan. Dua isu yang cukup umum untuk Liverpool maupun Indonesia. Mereka kemudian berusaha mencari cara bagaimana mengatasi isu ini menggunakan seni dan teknologi. 

2. Seni dan teknologi adalah motor perubahan

Tanti Sofyan, salah satu seniman residensi, mengadakan lokakarya untuk anak-anak muda Liverpool yang tertarik pada teknologi interaktif. Ia mengajarkan peserta lokakarya untuk membuat sirkuit listrik menggunakan buah-buahan!

Duo seniman Bombo menggunakan visual dan audio untuk membahas permasalahan bangunan-bangunan tua yang ditelantarkan di Liverpool. Mereka mengundang orang-orang untuk menuliskan ide-ide mereka tentang apa yang bisa dilakukan untuk bangunan-bangunan tua ini dan memantik kreativitas masyarakat Liverpool untuk mencari cara bagaimana menggunakan bangunan yang sudah tidak terpakai untuk sesuatu yang bermanfaat. 

Pemrogram dan coder Ndaru memperlihatkan ke pengunjung tiga layar yang memutar video dirinya mengeksplorasi area-area Liverpool di mana air dan daratan bertemu. Ndaru mengajak pengunjung untuk melihat energi yang dimiliki oleh air dan peranan dari mercusuar di masa lalu dan sekarang. 

Seniman multimedia Andreas Siagian mengajarkan kepada pengunjung cara membuat tali dari botol plastik bekas. Tali ini bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih berguna dibandingkan harus menumpuk dan memenuhi sungai dan danau di Liverpool. 

Semua karya memiliki titik temu yang sama: bagaimana membawa dampak positig terhadap lingkungan di sekitar, selain itu, karya-karya ini juga memperlihatkan kepada pengunjung bagaimana seni dan teknologi bisa digunakan sebagai penggerak perubahan. 

3. Residensi adalah cara yang sangat baik untuk memperkuat hubungan kebudayaan antara Inggris dan Indonesia

Irma Chantily, kurator dari proyek ‘Water Connections, memberitahu kami tentang pentingnya residensi seni budaya. 

Terlihat jelas bahwa semua seniman yang terlibat betul-betul berusaha memahami Liverpool dengan berbincang dan membangun hubungan dengan orang-orang di Liverpool. Melalui residensi ini, tim di FACT pun kemudian belajar banyak mengenai Indonesia dan cara seniman Indonesia berkerja. 

Kedepannya diharapkan hubungan ini akan terus berlanjut. 

"Karya ini memantik kreativitas anak-anak sekaligus melibatkan orang tua juga dalam prosesnya. Ini cara yang sangat sederhana namun tetap menarik untuk belajar mengenai teknologi.” - Pelajar, Liverpool.

Andreas membuat tali dari plastik bekas
Andreas mengajarkan pengunjung untuk membuat tali fungsional menggunakn plastik bekas! Ia juga menggunakan video untuk menjelaskan mengenai permasalahan polusi plastik di sungai-sungai di Indonesia. 
Foto Ndaru
Ndaru tengah bersiap untuk Light Night. Ia berkolaborasi dengan seniman Inggris Jack Lowe untuk merekam video dari tempat-tempat yang dikelilingi air di Liverpool. Pengunjung kemudian diberikan headphones untuk memperkaya pengalaman mereka dalam memahami karya ini.
Foto Bombo di depan karya mereka
Rais dan Reza atau dikenal sebagai Bombo memberikan tur keliling Liverpool bagi warga Liverpool melalui kombinasi audio dan visual untuk memantik diskusi mengenai apa yang bisa dilakukan dengan gedung-gedung kosong di Liverpool.

4. Teknologi memiliki pengertian yang sangat luas

Awalnya kami berpikir bahwa hubungan antara seni dan teknologi adalah sesuatu yang sangat kompleks dan rumit untuk dimengerti oleh pengunjung di LightNight. Tapi, setiap seniman datang dengan ide-ide luar biasa yang mengajak pengunjung untuk terlibat langsung dengan teknologi tanpa harus membuatnya rumit. 

Alat dari kayu sederhana untuk memotong plastik atau kombinasi audiovisual untuk memancing inspirasi dari pengunjung LightNight bahkan bisa dikategorikan sebagai teknologi.  

5. Residensi tidak berhenti di perjalanan pulang ke rumah

LightNight benar-benar membuka mata kami dan mengejutkan kami tentang proses pengkaryaan dari seorang seniman yang melakukan residensi. Hanya dalam waktu tiga minggu seniman seniman ini sudah belajar banyak sekali hal baru. Tapi, proyek mereka tentunya tidak berhenti hanya sampai residensi mereka selesai di Liverpool. Mereka akan terus mengembangkan karya mereka dan membawa bagian-bagian dari Liverpool dan pengalaman mereka untuk kemudian dipamerkan di Indonesia. Karya mereka akan dipamerkan di UK/ID Festival 2017 yang akan diadakan di bulan Oktober dan November nanti. 

31 Mei - 13 Juni 2017, GRATIS di FACT Liverpool