By Annisa Anggraini, Guru, Penulis, SLB BCD Nusantara, Depok

04 August 2021 - 11:20

Deskripsi gambar: Foto Anfield sedang melukis gambar terinspirasi dari pemandangan Candi Borobudur di hari raya Waisak  ©

Dok. dari instagram @anfieldwibowoart

Disabilitas tidak menghalangi semangat berkarya, seperti yang selalu dilakukan oleh Anfield Wibowo seorang pelukis dengan Tuli dan Sindrom Asperger.  Berkat didikan dengan bimbingan dan cinta dari kedua orang tuanya, Dony dan Vera, Anfield tumbuh belajar menjadi diri sendiri sebenarnya dan mampu merasakan sebagai sosok yang beranjak dewasa. 

Anfield memasuki bangku SMA tahun ini di sekolahnya SLB B Pangudhi Luhur Jakarta, dia percaya diri membuktikan sudah dapat melakukan banyak aktifitas sehari-hari diri sendiri tanpa bantuan orang tua atau orang lain, salah satunya aktifitas hobi melukis. Potensi kemampuan melukis yang dimiliki Anfield dari waktu kecil semakin terus diasah dan berkembang. Anfield mengklaim dirinya sendiri sebagai pelukis. 

Foto Anfield Wibowo sedang menyusun puzzle
Deskripsi gambar: Foto Anfield Wibowo sedang menyusun puzzle ©

Dok. dari instagram @anfieldwibowoart

Hambatan fisik Tuli dan sindrom Asperger yang dialami dalam hidup Anfield pada masalah berkomunikasi dan bersosialisasi di masyarakat.  Anfield mampu mengatasi hambatan seiring bertambah usianya dan belajar dari pengalaman diri sendiri. Anfield bertekad untuk menantang rintangan-rintangan yang dihadapi dengan berusaha mengatasi hambatannya, salah satunya berkomunikasi. 

Anfield dengan keterbatasannya mampu menyampaikan dapat dimengerti atau sebaliknya menggunakan alat tulis, smartphone, bahasa tubuh atau bahasa isyarat yang sederhana, bahkan dapat mengucapkan kata seperti sebelumnya berlatih di sekolah. Melukis juga dapat sebagai salah satu cara berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan dan harapannya. 

Hambatan yang dimiliki Anfield tidak menyurutkan tekad untuk meraih keinginan, harapan dan mimpinya. Naluri seni dan kegigihan Anfield menunjukkan semangat berkarya dalam keterbatasannya dengan rajin berlatih dengan giat, salah satunya mengembangkan kemampuan melukis. Anfield berhasil membuktikan dirinya sebagai disabilitas berdaya mampu mengatasi rintangan-rintangan. Tidak hanya usaha diri sendirinya, dukungan cinta dari orang tuanya juga membantu perjalanan hidup Anfield dalam mengatasi hambatannya dan menekuni hobinya melukis menjadi profesi Pelukis.