By UK/Indonesia 2016-18 team

29 April 2019 - 12:52

©

Nurrachmat Widyasena (Mas Ito)

Nurrachmat Widyasena, yang juga dikenal sebagai Mas Ito, adalah seorang seniman asal Bandung yang karya utamanya adalah seputar seni grafis, instalasi, dan teknik gambar. Ia baru saja tiba di Indonesia setelah "menghabiskan waktu untuk menggali seputar konsep penjelajahan angkasa dan mitos nasional seputar sejarah dan masa depan bagi eksplorasi ruang angkasa", seperti dikutip dari teks kuratorialnya untuk pameran "After Einstein Rosen Bridge" yang menjadi puncak residensinya selama satu bulan di the Bluecoat Liverpool. 

Pada November 2017, British Council Indonesia menyambut delapan orang kurator Inggris dalam kunjungan perkenalan kepada medan seni rupa kontemporer di Indonesia. Kesempatan ini membawa Adam Smythe, kepala kurator di the Bluecoat Liverpool ke Biennale Jogja, di saat yang sama dengan pameran Mas Ito, "PT Besok Jaya". Dua bulan setelahnya, Adam memberikan tawaran residensi kepada Mas Ito—yang disambut dengan baik dan berlanjut dengan korespondensi antara keduanya hingga akhirnya memilih awal 2019 untuk memulai program.  

"Pada program residensi ini saya diminta menyusun program dan jadwal residensi secara mandiri, disana saya dibebaskan untuk melakukan hal-hal apapun yang saya inginkan." ungkap Mas Ito, menyadari perbedaan pendekatan seni antara Inggris dan Indonesia. Menurut pandangannya, medan seni di Liverpool cenderung lebih santai dibandingkan dengan di Indonesia, tidak terlalu terbebani konsep, tetapi lebih kepada eksplorasi medium dan teknis sehingga tidak jarang menghasilkan karya abstrak. Cukup kontras dengan di Indonesia, di mana banyak seniman membahas tentang social realism, dan diskusi konsep yang menyeluruh menjadi hal sangat penting. 

Pembahasan tentang perbedaan medan seni kedua negara semakin berlanjut. Menurut Mas Ito, dari segi infrastruktur, Inggris memiliki lebih banyak galeri dan museum pemerintah yang memadai, serta publik seni yang beragam dan lebih menghargai. Di negara di mana istilah "honor seniman" cukup umum didengar, Mas Ito melihat, seniman-senimannya dapat lebih mudah mencari projek yang bersifat publik serta program sponsorship.

After Einstein Rosen Bridge Exhibition by Mas Ito at the Bluecoat Liverpool ©

Nurrachmat Widyasena (Mas Ito)

After Einstein Rosen Bridge Exhibition by Mas Ito at the Bluecoat Liverpool ©

Nurrachmat Widyasena (Mas Ito)

After Einstein Rosen Bridge Exhibition by Mas Ito at the Bluecoat Liverpool ©

Nurrachmat Widyasena (Mas Ito)

After Einstein Rosen Bridge Exhibition by Mas Ito at the Bluecoat Liverpool ©

Nurrachmat Widyasena (Mas Ito)

Meskipun adanya perbedaan, ia juga menyadari kesamaan ketika banyak seniman Inggris yang melakukan double hingga triple job untuk menafkahi kehidupan dan kebutuhan berkarya mereka masing-masing. Ternyata, seniman di seluruh dunia menghadapi perjuangan yang sama, "yah cukup paham lah ya, industri seni itu seperti 'jalan pedang' kalau di kungfu-kungfu," ungkap Mas Ito akan kenyataan sulit.

Sebagai seniman yang sering mempertanyakan eksplorasi ruang angkasa, pengalaman Mas Ito untuk melihat langsung National Space Centre, Stonehenge, serta Jordell Bank Telescope telah membuka pengetahuan dan memperdalam pengalamannya akan hal-hal futuristik. Ini adalah salah satu hal paling menarik yang ia pelajari, selain mengumpulkan sudut pandang baru dari pemahamannya tentang karya dan infrastruktur seni di Inggris. Ia merasa kunjungan 5-minggu membangun jaringan serta bekerja di lingkungan berbeda ini, tiba di saat yang tepat, dan telah menginspirasinya untuk keluar dari rutinitas serta memberi penyegaran dalam berkarya.

Pada akhirnya, Mas Ito berharap hubungan antara Indonesia dan Inggris bisa terus berlanjut, khususnya di sektor seni visual. Ia merasa kedua negara perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar dari satu sama lain—menuai manfaat dari perbedaan dan kekayaan budaya masing-masing.