By Tim UK/Indonesia 2016-18

15 April 2016 - 10:00

Salah satu tema utama dari UK/Indonesia 2016-18 adalah Digital Culture, memfokuskan pada penjelajahan potensi teknologi digital untuk meningkatkan cakupan audiens dan memperluas serta memperkaya pengalaman baru untuk audiens. 

Di bulan Maret 2016, tujuh pekerja seni dari UK dengan segudang pengalaman di sektor seni digital dan seni interaktif datang mengunjungi Indonesia untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan kolaborasi antara UK dan Indonesia dan menciptakan masa depan di dunia digital yang dipenuhi kreativitas dan inovasi.

Melalui serangkaian acara networking, residensi singkat, proses prototipe dan tiga acara publik, Digital Culture Visit mendorong dan mengangkat diskusi, membagikan pengalaman dan menstimulasi kolaborasi-kolaborasi baru antara UK dan Indonesia tentang penggunaan teknologi digital dan media baru dalam sektor seni.

Beberapa tema yang muncul selama program termasuk pertanyaan mengenai pendanaan, perencanaan, kerja kolektif dan sumber daya yang dapat dipakai bersama, seni dan ilmu pengetahuan, area publik, implikasi dari falsafah perubahan teknologi dan peran dari seni dalam konteks ini, lingkungan hidup dan seni partisipator.

Baca cerita tentang pelaku seni dari UK, Nick Tandavanitj.

Baca cerita tentang pelaku seni dari UK, Ben Eaton.

Seniman - seniman asal Inggris Irini Papadimitriou dan Nick Tandavanitj sedang mendengarkan presentasi di acara yang terbuka untuk publik di Langgeng Art Foundation, Yogyakarta.
Seniman - seniman asal Inggris Irini Papadimitriou dan Nick Tandavanitj sedang mendengarkan presentasi di acara yang terbuka untuk publik di Langgeng Art Foundation, Yogyakarta.
Foto bersama pekerja seni Inggris dan Indonesia di Lifepatch.
Para pekerja seni dari Inggris mengunjungi beberapa galeri, tempat seni dan kelompok seni, termasuk Lifepatch di Yogyakarta. Seniman-seniman lokal berbagi cerita tentang proyek-proyek mereka dalam kelompok, dan mendiskusikan perbedaan praktik seni di Inggris dan Indonesia.
Seniman - seniman Inggris dan Indonesia berfoto bersama di atas panggung ketoprak Tobong.
Dalam kunjungan ke Yogyakarta, seniman-seniman Inggris juga mengunjungi Ketoprak Tobong, teater keliling tradisional dari Jawa.
Irini Papadimitriou dan Andreas Siagian di Lifepatch, Yogyakarta.
Saat Kunjungan Digital para peserta berpartisipasi dalam mini-residensi di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan Jatiwangi. Irini Papadimitriou dari V&A dijamu oleh Andreas Siagian dari organisasi Lifepatch di Yogyakarta.
Foto yang diambil dari atas sewaktu seniman-seniman Indonesia dan Inggris sedang bertukar ide menggunakan post-it notes, di Spasial, Bandung
Setelah mini-residensi, seniman-seniman asal Inggris dan Indonesia bertemu kembali di kota Bandung untuk berbagi pengalaman. Setelah sesi pertukaran ide, mereka berpencar menjadi beberapa grup kecil untuk mengembangkan prototipe, dalam waktu 24 jam. Lalu sesi ini di akhiri dengan presentasi untuk publik di Spasial.

Siapa yang datang dari UK ke Indonesia?

Siapa organisasi tuan rumah dari Indonesia?