By Tim UK/Indonesia 2016-18

12 December 2018 - 17:23

Meskipun baru pertama kali ke Indonesia, Stuart Howard atau Lapalux mengaku semangat akan kunjungan perdananya ini, terlebih dengan prospek menemukan inspirasi baru untuk musiknya. “Saya berencana mengunjungi beberapa toko musik untuk menemukan rekaman gamelan dan menciptakan karya-karya baru dengannya,” ungkapnya sebelum tampil di atap Hotel Monopoli Jakarta untuk The Other Festival.

Berasal dari Essex, musisi elektronik ini adalah salah satu nama terdepan di sub genre musik elektronik bernama wonky, yang terkenal dengan dentuman tidak teratur dan tidak stabil. “Saya suka menggabungkan mesin drum dan synthesizer modular. Musik saya memiliki banyak pengaruh. Saya juga suka berimprovisasi dan tidak terpaku pada aturan saat sedang tampil,” jelasnya.

Pendekatan yang mendobrak batas ini juga terdengar jelas di karya-karyanya yang bernuansa hidup dan dinamis. “Dalam bermusik, Anda sampai pada satu titik di mana Anda sudah paham betul cara semuanya dibuat dan terjadi. Lama kelamaan ini bisa terasa membosankan, apalagi jika Anda mendengarkan hal yang sama berulang kali,” alasannya.

“Saat membuat musik, tujuan saya selalu menemukan sesuatu yang menarik,” lanjutnya, dan ini terbukti di penampilan Lapalux yang menampilkan campuran bunyi yang hidup, menarik sekaligus aneh, sesuai janji awalnya.

Inilah salah satu alasan mengapa kunjungannya ke Indonesia kali ini membuatnya bergairah, terutama dalam konteks UK/ID Festival.

“Saya mencoba mendorong diri sendiri untuk membuat karya yang mendobrak batas bukan hanya dalam hal produksi, namun juga membuat musik yang tidak lazim atau memanipulasi berbagai suara sedemikian rupa menggunakan berbagai macam teknik.”

-Stuart Howard (Lapalux)-.

Membuat musik, bagi Lapalux, bisa diibaratkan seperti membuat kolase. “Saya suka menggabungkan musik digital dan analog, kord-kord halus dengan bunyi dan dentuman kasar. Saya berusaha menggabungkan itu semua. Inilah cara saya mengekspresikan diri sekarang ini,” terangnya. Lewat penampilannya yang memukau di The Other Festival, tidak dapat dipungkiri bahwa Lapalux mampu menerjemahkan pesona musiknya baik dalam konteks Inggris maupun Indonesia.