Nanik Indarti adalah pendiri dan penggagas Unique Project Theatre. Jebolan Institut Seni Indonesia di Yogyakarta ini terlahir dengan kondisi achondroplasia, ditandai dengan perkembangan fisik yang terhambat serta tinggi badan yang tidak proporsional antara 90-135 cm. Nanik mendirikan teater ini sebagai sebuah komunitas di mana para pemilik tubuh mini dapat berkumpul untuk berseni sekaligus mengekspresikan diri mereka secara gamblang melalui seni teater.
Pada tanggal 16 November 2018, Nanik sukses menggelar pertunjukan teater bertajuk “The Same Shoes” atau “Sepatu yang Sama” di Pendhapa Art Space, Krapyak, Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertunjukan ini dibiayai oleh Cipta Media Ekspresi, yang memang rutin membiayai kegiatan seni dan budaya yang diprakarsai oleh seniman perempuan Indonesia.
Pertunjukan ini juga melibatkan tujuh orang perempuan dan empat orang laki-laki bertubuh mini dari Malang, Blitar, Banyuwangi, Surabaya, Aceh, Kalimantan, Kulon Progo dan Yogyakarta. Berkolaborasi dengan Flying Balloons Puppet, leburan batik shadow, multimedia dan musik menjadi latar belakang sebuah cerita yang luar biasa tentang seseorang yang memiliki achondroplasia dan dianggap tidak sesempurna orang lain karena bentuk tubuhnya. Ukuran sepatu yang tepat adalah penanda penting agar pemakainya merasa nyaman ketika menggunakan sepatu tersebut. Para pemilik tubuh mini kerap bermasalah dengan ukuran sepatu mereka, yang jarang dijual di toko-toko sepatu di Indonesia. Walhasil, mereka sering memilih sepatu anak-anak yang ukurannya juga tidak pas bagi kaki mereka karena mereka bisa memakai sepatu berukuran 31 cm. Lepas dari ukuran sepatu atau tubuh, tokoh utama pertunjukan ini ingin membuktikan harga dirinya ke orang lain meski memiliki kekurangan sendiri dan bahwa dia mampu menghadapi berbagai tantangan di depan matanya sekaligus berjuang untuk dirinya sendiri sebagai manusia. Lewat pertunjukan teater ini, dia berhasil membuktikan bahwa kesempurnaan bukanlah sebuah peraturan yang disepakati bersama namun dapat disesuaikan dengan keadaan setiap orang.
Lewat pertunjukan teater “The Same Shoes”, Nanik Indarti bersama teman-temannya menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas sebagai penyandang achondroplasia yang kerap mengalami diskriminasi. Diskriminasi ini biasanya terjadi di tempat kerja, yang biasanya menerapkan kriteria seperti tinggi badan minimal 165 cm atau penampilan tubuh yang menarik. Selain itu, para pemilik tubuh mini juga sering menjadi korban eksploitasi dan sumber ejekan serta dicemooh sebagai orang kerdil, terlebih di dunia hiburan. Mereka juga sulit mendapatkan akses pendidikan dan transportasi umum yang layak; dalam mengakses transportasi umum, misalnya, mereka tidak bisa mengendarai sepeda motor untuk orang dewasa, sehingga perlu ada modifikasi model sepeda motor terlebih dahulu agar mereka bisa mengendarainya dengan nyaman.