Meski jumlah orang yang tertarik untuk menyaksikan film dengan pendekatan alur cerita yang baru terus bertambah, tampaknya film eksperimental masih menjadi jenis yang tidak terlalu dicari-cari, karena sering dianggap sebagai karya yang membingungkan. Hal ini menjadi fenomena yang menarik, mengingat tujuan dari film jenis ini adalah untuk mengevaluasi ulang ketentuan dalam pengemasan film, bereksplorasi mencari alternatif dari narasi tradisional dan memicu diskusi. Walaupun istilah "eksperimental" mencakup banyak jenis praktik, film eksperimental kerap diidentifikasi dengan narasi unik dan tidak linear, penggunaan teknik yang abstrak— kadang keluar dari topik, dikombinasikan dengan lukisan atau cara editing yang cepat. Film jenis ini juga kerap menggunakan suara-suara yang tidak singkron satu sama lain atau bahkan tidak memiliki soundtrack.
Film eksperimental biasanya bertujuan untuk menempatkan penonton dalam ikatan yang lebih mendalam dengan film. Dalam film eksperimental; menceritakan sejarah kelam revolusi dan perjuangan suatu kelas sosial bisa mengambil bentuk lewat gambar-gambar hitam putih dan makanan yang bisa bergerak menggunakan teknik ‘stop motion’; dan pengetahuan tentang ubur-ubur bisa tersaji lewat suara yang menenangkan, mendampingi adegan kulit ubur-ubur yang tembus cahaya dengan semburat merah muda saat hewan tersebut berenang di air yang biru.
Dengan bekerja bersama Arkipel, Festival Film Dokumenter dan Eksperimental Jakarta, British Council ingin menyebarluaskan pengetahuan dan semangat menciptakan karya lintas disiplin yang bisa memicu lebih banyak diskusi – tidak hanya untuk penikmat film, tetapi juga untuk orang dengan antusiasme terhadap seni rupa, melalui film eksperimental. Tahun ketiga festival yang diadakan pada 19 – 29 Agustus 2015 ini juga menandakan kemitraan pertama kami dengan Arkipel. Kami menghadirkan beberapa koleksi terbaik dari LUX yang mewakili 4500 karya dari sekitar 1500 seniman dari era 1920 hingga sekarang. Kami juga mengundang Benjamin Cook, Directur LUX, sebuah agensi seni internasional asal Inggris yang memberikan dukungan dan promosi kepada seniman-seniman citra bergerak (moving image) yang memperkaya dunia film eksperimental. Didirikan pada 2002 sebagai badan non-profit terbatas , LUX adalah organisasi satu-satunya di Inggris Raya yang berkecimpung di praktek citra bergerak dan menjadi distributor terbesar untuk karya-karya sejenis di Eropa.
Selama kunjungannya, Cook menghadiri Sesi Media Terbatas dan Konferensi Pers, mengurasi progam presentasi khusus (disajikan dalam penayangan film dua sesi) dan memberikan kuliah umum tentang Citra Bergerak dan Penyebaran Pengetahuan.
Kemitraan ini adalah salah satu usaha kami untuk berkontribusi dan mendukung pengembangan industry film di Indonesia dengan menunjukkan yang terbaik dari simena dari Inggris Raya, termasuk di dalamnya koleksi eksperimental film. Benjamin Cook juga bertemu dengan sejumlah kurator muda Indonesia untuk mencoba memulai kolaborasi di masa depan antara Inggris dan Indonesia, yang akan melibatkan mobilitas para kurator untuk mengakses dan berkreasi dengan koleksi citra bergerak dari kedua negara.